GUNUNG KIDUL – Kabupaten Gunungkidul memiliki beragam adat istiadat, budaya dan sejarah. Budaya sebagai roh kehidupan masyarakat perlu terus dijaga kelestariannya. Budaya dinilai juga punya kekuatan spiritual yang perlu diberdayakan.

Berangkat dari kesadaran itu, masyarakat Dusun Karangasem, Ponjong, Gunungkidul berinisiatif mengadakan atraksi seni budaya dengan melibatkan banyak elemen. Khususnya kalangan pemuda. Mereka dilibatkan dalam pagelaran seni budaya yang berlangsung selama dua hari, 6-7 Maret 2019.

“Pagelaran seni budaya itu dalam rangka melindungi dan menjaga keaslian kebudayaan khas Gunungkidul,” ujar Pembina Sanggar Sawunggaling Endah Subekti Kuntariningsih Jumat(29/3).

Selain itu, acara itu dimaksudkan untuk mengembangkan seni tradisi di Gunungkidul. Harapannya dengan berkembangnya seni tradisi itu akan menghiasi kegiatan atraksi pariwisata di kabupaten bermotto Handayani tersebut. Dengan begitu, atraksi seni budaya itu dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan ke Gunungkidul.

Dalam pagelaran seni budaya itu, Sanggar Sawunggaling mendapatkan dukungan dari Dinas Pariwisata DIY. Endah mengucapkan terima kasih atas atensi dari pemerintah daerah. Dia juga mengapresiasi dengan dukungan masyarakat Ponjong. Mereka cukup antusias menghadiri pagelaran seni budaya tersebut.

Adapun atraksi seni yang ditampilkan dalam acara tersebut antara pentas wayang kulit. Bagi masyarakat Gunungkidul, pagelaran wayang kulit punya makna tersendiri. Masyarakat setempat dinilai gandrung tehadap seni pertunjukan rakyat tersebut.

“Masyarakat Gunungkidul mempunyai kebudayaan yang jelas. Bukan kebudayaan campuran atau adaptasi dengan budaya lain,” imbuhnya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi menyatakan, dalam konteks kepariwisataan, atraksi budaya ini menjadi bagian dari daya tarik pariwisata.

“DIY bukan hanya kaya dengan destinasi wisata. Namun juga kaya akan budaya dan kegiatan budaya yang berpotensi menjadi daya tarik bagi wisatawan,” terangnya.

Dikatakan, seni dan budaya merupakan salah satu pilar kepariwisataan. Keduanya tidak bisa dipisahkan. (kus/mg3)