JOGJA – Wanita hamil kerap mengalami gejala penyakit refluks gastroesophageal (GERD). Salah satunya heartburn. Berupa perasaan terbakar di dada di waktu tertentu selama kehamilan. Yang perlu diketahui, heartburn tak ada kaitannya dengan jantung. Kendati demikian, heartburn akan membuat wanita hamil merasa tak nyaman. Bahkan frustasi.

Nah, guna mencegah terjadinya heartburn, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Di antaranya, hindari makan berlebihan atau minum sambil makan. Minum air putih hanya di sela waktu makan. Makan perlahan dan kunyah setiap gigitan dengan seksama. Tak kalah penting, hindari makan beberapa jam sebelum tidur. Jauhi makanan yang bisa memicu mulas, seperti coklat, makanan berlemak atau pedas, dan terlalu asam (sitrus, lemon, jeruk, tomat, minuman berkarbonasi, dan kafein). tomat, minuman berkarbonasi, dan kafein.

Usai makan usahakan badan tetap tegak. Setidaknya selama dua jam setelah makan. Jangan langsung rebahan atau tidur. Jalan santai juga bisa mendorong pencernaan agar tidak lambat. Kenakan pakaian yang nyaman ketimbang yang ketat.

Mempertahankan berat badan ideal juga bisa mencegah serangan heartburn. Saat tidur gunakan bantal untuk mengangkat tubuh bagian atas. Tidurlah di sisi kiri. Berbaring di sisi kanan Anda akan memposisikan perut lebih tinggi daripada kerongkongan. Kondisi ini bisa menyebabkan mulas.

Mengunyah sepotong permen karet tanpa gula setelah makan juga baik. Sebab, air liur yang meningkat di mulut dapat menetralisasi asam yang masuk kembali ke kerongkongan. Bisa juga makan yogurt atau minum segelas susu untuk mengatasi gejala awal heartburn. Jika Anda memiliki gejala GERD di malam hari, angkat kepala tempat tidur setinggi 15 – 20 cm. Hal lain yang harus dihindari adalah merokok.

Jika Anda menderita gejala heartburn yang sering membangunkan tidur di malam hari, mungkin saja ada masalah yang lebih serius dan perlu diperhatikan. Apalagi jika Anda telah mengonsumsi obat, namun tak kunjung sembuh. Atau terdapat gejala lain, seperti kesulitan menelan, batuk, penurunan
berat badan, atau kotoran Anda berwarna hitam. Dokter Anda mungkin mendiagnosis dengan GERD. Ini berarti heartburn yang Anda alami perlu dikontrol. Untuk melindungi Anda dari komplikasi
seperti kerusakan esofagus.

Dokter Anda mungkin meresepkan obat pengurang asam tertentu untuk
mengurangi gejala Anda. Penelitian menunjukkan bahwa obat yang disebut H2 blocker, yang membantu menghambat produksi asam, tampaknya aman. Jika Anda khawatir dengan efek obat, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda. Dokter dapat membantu Anda mengendalikan gejala Anda sekaligus menjaga agar janin Anda tetap aman.

Heartburn umum terjadi pada kehamilan karena hormon menyebabkan sistem pencernaan melambat. Otot-otot yang mendorong makanan ke kerongkongan juga bergerak lebih lambat selama kehamilan. Selain itu, saat rahim tumbuh akan mendorong lambung. Dan terkadang memaksa asam lambung naik ke kerongkongan.

Selama proses pencernaan normal, makanan masuk menyusuri esofagus / kerongkongan (sela antara mulut dan perut Anda), melalui katup otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES), dan masuk ke dalam perut. LES adalah bagian dari pintu antara kerongkongan dan perut Anda.

LES ini akan membuka untuk memungkinkan makanan melalui dan menutup untuk menghentikan asam lambung agar tidak kembali. Bila Anda mengalami sakit maag, atau acid reflux, otot otot LES menjadi rileks, sehingga asam lambung bisa dengan mudah naik ke kerongkongan. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit dan terbakar di daerah dada.

Selama kehamilan perubahan hormon bisa membuat otot kerongkongan, termasuk LES, untuk lebih sering rileks. Hasilnya lebih banyak asam bisa meresap ke belakang, terutama saat Anda berbaring atau setelah Anda makan besar.

Penting diketahui, saat janin Anda tumbuh selama trimester kedua dan ketiga dan rahim Anda mengembang untuk mengakomodasi pertumbuhan itu. Maka perut Anda akan lebih berada di bawah tekanan. Hal ini juga bisa mengakibatkan makanan dan asam didorong kembali ke kerongkongan Anda.

Selama trimester pertama, otot esofagus/ kerongkongan mendorong makanan lebih perlahan ke dalam perut. Sehingga perut Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk mengosongkan isi perut. Keuntungan situasi ini memberi tubuh Anda lebih banyak waktu untuk menyerap nutrisi bagi janin. Tapi di sisi lain juga bisa menyebabkan rasa terbakar atau heartburn.

Selama trimester ketiga, pertumbuhan bayi Anda juga bisa mendorong lambung keluar dari posisi normalnya. Sehingga menyebabkan sakit maag atau heartburn. Kondisi ini berbeda bagi setiap wanita hamil.

Menghilangkan heartburn saat hamil biasanya melibatkan beberapa uji coba pada keseharian. Kebiasaan gaya hidup yang bisa mengurangi sakit maag seringkali merupakan metode teraman untuk ibu dan bayinya.

Heartburn adalah kejadian biasa bagi kebanyakan orang pada satu waktu. Tapi itu tidak berarti Anda hamil. Dan bukan merupakan tanda kehamilan.

Namun, jika Anda juga mengalami gejala lain selain heartburn, seperti terlambat haid atau mual, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda perlu melakukan tes kehamilan.

Menjadi hamil tidak berarti Anda akan mengalami sakit maag atau heartburn. Itu tergantung pada banyak factor. Termasuk fisiologis, diet, makanan, kebiasaan sehari-hari, dan kehamilan itu sendiri.(*/yog/mg2)