MUNGKID – Komandan Kodim (Dandim) 0705/Magelang Letkol Arm Kukuh Dwi Antono Jumat(29/3) meninjau beberapa titik longsor dan tanah bergerak di Kabupaten Magelang. Salah satunya di Dusun Kedok, Ngadiharjo, Borobudur.
Dia melihat secara langsung jalan penghubung antardusun yang amblas sekitar satu meter. Tebing di atas jalan itu terdapat retakan tanah yang mengakibatkan beberapa rumah dikhawatirkan akan turut terdampak.
“Sebaiknya Pemkab Magelang dan BPBD koordinasi dengan beberapa pihak untuk menangani fenomena alam ini agar tidak timbul korban. Ada sembilan rumah yang paling bahaya jika terdampak longsor. Yang paling dekat milik Muhropi, dihuni lima jiwa di Dusun Kedok RT 02 RW 09,” kata Kukuh.
Pergeseran tanah mulai terjadi tahun 2018 akibat kontur yang labil ditambah guyuran hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Kontur tanah pun bergeser, dan belakangan kembali mengalami pergeseran yang mengakibatkan jalan desa antardusun amblas.
Lokasi pergeseran tanah tebing setinggi lebih kurang 15 meter dengan lebar 40 meter. Ini mengakibatkan jalan desa penghubung antardusun berupa jalan cor rambat beton, mengalami amblas sedalam 0,5 meter.
Selain di Dusun Kedok, retakan tanah juga terjadi di Dusun Kupatan, Desa Ngadiharjo. Tanah tebing gerak setinggi hampir 20 meter itu merusak jalan anternatif yang menghubungkan Desa Ngadiharjo di Kecamatan Borobudur dengan Desa Paripurno di Kecamatan Salaman.
Di lokasi itu ada dua rumah yang derdampak apabila terjadi longsor, yaitu rumah milik Sudir, 40, dan Wakimin, 55. “Sebaiknya segera dipasang early warning system (EWS) di beberapa lokasi yang dinilai rawan longsor,” pintanya.
Danramil 19 Borobudur Kapten Arm Sutikno yang telah meninjau lokasi bersama Muspika Borobudur dan BPBD, mengimbau warga terdampak agar waspada pergeseran tanah susulan. Kerja bakti akan dilakukan dengan memotong rumpun bambu untuk mengurangi beban, agar tidak terjadi pergeseran tanah saat hujan.
Sementara itu, longsor kembali terjadi di wilayah Kecamatan Borobudur, tepatnya di Dusun Ngargosari, Desa Ngargogondo. Tebing setinggi 40 meter longsor menutup akses jalan kampung di dusun itu.
Menurut Kades Ngargondo Suryono, ada enam kepala keluarga yang merasakan dampak bencana longsor itu. Mereka praktis tidak bisa menggunakan akses jalan cor beton karena tertimbun longsor. “Ada 6 KK dan satu masjid di atas sana. Mereka tidak bisa keluar masuk, karena ini adalah satu-satunya jalan,” ujar Suryono.
Terhadap hal ini, Dandim Kukuh Dwi Antono berpesan agar masyarakat selalu waspada mengingat saat ini masih sering turun hujan yang bisa mengakibatkan bencana secara tiba-tiba. Satu alat berat dikerahkan untuk membersihkan material. Alat berat dikerahkan setelah berkordinasi antara warga. (dem/laz/mg3)