SLEMAN – Jembatan Ngentak yang terletak di ruas jalan alternatif Tempel-Turi ditutup untuk perbaikan sejak Kamis (28/3). Targetnya selama 180 hari ke depan perbaikan jembatan itu bisa rampung.
Jembatan Ngentak masuk Desa Bangunkerto, Turi. Jalur ini sebenarnya juga merupakan salah satu jalan alternatif yang bisa digunakan masyarakat yang ingin menuju Klaten tanpa harus melewati proyek underpass Kentungan, Ringroad Utara.
Seorang supir truk, Tumijan, 45, warga Kendal mengatakan, dia kebingungan mencari alternatif jalan. Pasalnya dengan pembangunan yang dilaksanakan secara berbarengan membuat semakin padat lalu lintas. “Selain itu juga harus memutar jauh,” katanya (29/3).
Ya, saat ini Jogjakarta tengah memiliki banyak proyek. Selain proyek underpass Kentungan, ada proyek jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Ambarukmo Plaza. Ditambah proyek peningkatan empat jembatan di Jalan Gito Gati.
Lokasi proyek-proyek itu merupakan jalan yang dinilai strategis. Biasanya kendaraan juga banyak yang melintas. “Kalau seperti ini jarak tempuh jadi makin lama, operasional untuk bahan bakar juga nambah,” ujarnya.
Proyek pembangunan yang dilakukan secara bersamaan ini juga berdampak pada kerusakan jalan kabupaten. Di mana saat ini sudah banyak jalan kabupaten yang berlubang.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman Achmad Subhan meminta kendaraan dengan tonase besar tidak melintas di jalan kabupaten. “Karena jalan kabupaten tidak didesain menahan tonase lebih dari lima ton,” katanya.
Menurut Subhan, dengan curah hujan yang masih tinggi akan mempermudah aspal mengelupas. Apalagi jika kendaraan yang melintas lebih dari lima ton. “Kalau sekali dua kali melintas tidak apa-apa, lha ini berkali-kali. Jalan kabupaten jadi rusak,” keluhnya.
Dengan kerusakan-kerusakan itu, pihaknya tentu harus mengeluarkan biaya banyak untuk perbaikan. Terutama untuk tambal sulam jalan yang jebol. Dia pun meminta kepada masyarakat agar bersabar. Sebab perbaikan jalan tidak bisa dilakukan sewaktu-waktu.
“Pertama menunggu anggaran. Kedua kami juga melihat faktor cuaca. Kalau cuaca tidak bersahabat, ya walau ditambal akan cepat jebol, saya minta bersabar dulu,” pintanya.
Sementara itu, Kabid Lalu-lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman Sulton Fatoni mengatakan, untuk rambu memang sudah dipasang. Namun jumlah rambu itu masih kurang, sehingga berpotensi membuat kendaraan besar melintas.
Menyiasati hal itu, pihaknya memasang water barier sejak dari simpang empat Turi dan simpang empat Merdikorejo. Dengan demikian kendaraan roda empat tidak bisa lagi melintas.
Terkait lalu lintas, Sulton menjelaskan pengaruhnya tidak akan terlalu banyak. Sebab pengguna jalan itu biasanya mereka yang dari Magelang menuju Klaten dan sebaliknya. “Tidak akan terlalu berpengaruh banyak,” tandasnya. (har/laz/mg3)