SUDAH nonton Five Feet Apart? Film yang dirilis pada awal April 2019 ini mengisahkan tentang Stella, Will, dan Poe, pengidap fibrosis kistik atau cystic fibrosis. Penyakit ini adalah kondisi bawaan lahir, yang merupakan kelainan genetik.

Kelainan ini dimiliki oleh sekitar 5 persen orang ras Kaukasian. Gen yang menyebabkan kelainan ini bersifat resesif dan penyakit timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini sehingga seseorang yang hanya memiliki 1 gen menjadi tidak bergejala.

Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan ion klorida dan natrium melalui membran sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam transportasi ion klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan akhirnya pengentalan sekresi.

Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (penghasil hormon). Pengentalan dan penumpukan mukus menyebabkan bakteri menjadi lebih mudah berkembang biak. Hal itu menyebabkan infeksi bakteri, seperti pneumonia mudah terjadi. Penumpukan dan pengentalan lendir pada paru-paru tersebut rentan terserang bakteri.

Bakteri yang sering menginfeksi paru pasien fibrosis kistik adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphycoccus aureus, Haemophillus influenza, dan Burkholderia cepacia complex (Bcc). Itu gambaran tentang penyakit fibrosis kistik. Lalu, mengapa B. cepacia menjadi momok untuk pada CFer dibanding bakteri yang lain?

Burkholderia cepacia kompleks adalah grup bakteri yang umum dijumpai dalam lingkungan alam yang awalnya tidak patogen untuk manusia. Akan tetapi, jika secara insidentil masuk ke dalam tubuh manusia maka dapat menyebabkan infeksi pada manusia dengan status imun rendah, yang disebut infeksi oportunistik.

Penderita ini dapat mengalami progresivitas penyakit dengan cepat, disertai gejala radang paru berat dan fatal. Mikroorganisme ini dapat ditularkan dari satu pasien fibrosis kistik satu dengan yang lain dengan cara kontak langsung. Selain karena gejalanya berat, bakteri ini memiliki potensi resisten atau kebal terhadap berbagai antibiotik dan mungkin mensintesis antibiotik mereka sendiri. Ini yang membuat B. cepacia menjadi momok dan belum ditemukan kombinasi antibiotik yang efektif mengeleminasi bakteri ini secara total.

Mengapa B. cepacia sesakti itu? Banyak penelitian mengungkapkan bahwa komponen bakteri berpotensi membentuk lapisan pelindung diri yang disebut biofilm di dalam tubuh manusia, sehingga bakteri dapat menghindari paparan antibiotik maupun serangan sel imun tubuh. Potensi itu dimiliki secara alami oleh bakteri yang naturalnya berada di lingkungan.

Karena itu, untuk menjaga supaya bakteri lingkungan tetap ada di tempatnya dan kita mengakrabi bakteri kita sendiri, selalu tanamkan kebiasaan hidup sehat dan bersih. Sesederhana, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah beraktivitas di kamar mandi, atau setelah berkontak dengan bahan alam yang potensial mengandung bakteri. (ila)

*Kepala Pusat Studi Penyakit Tropis dan Infeksi FK UKDW