MAGELANG – Maraknya perkembangan bisnis hijauan pakan ternak (HPT) di Indonesia ternyata cukup menguntungkan para peternak yang telah membudidayakan ruminansia (hewan pemamah biak). Mereka bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak dengan baik. Tanpa khawatir mahalnya harga konsentrat.
“Ini jadi babak baru perkembangan bisnis HPT di Indonesia,” ujar Dekan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Luki Abdullah MSc Agr di Kampus Peternakan, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa).
Di hadapan ratusan mahasiswa Polbangtan YoMa, Luki menyatakan, bertambahnya jumlah penyedia pakan segar maupun awetan bisa menyeimbangkan kebutuhan HPT di pasar dalam negeri maupun ekspor. Sedangkan bisnis HPT mempunyai tantangan cukup banyak bagi pelakunya. Tantangan bisnis yang dimaksud Luki, di antaranya terkait sharing lahan, kelembangan usaha, transportasi dan distribusi, serta standarisasi mutu benih, bibit, hijauan, dan hasil olahannya. Selain itu juga soal pembinaan unit usaha HPT di masyarakat/perusahaan, pendaftaran e-katalog untuk HPT yang telah siap, sistem informasi HPT nasional, serta teknologi budidaya dan mekanisasi HPT yang efisien. (*/yog/ila)