SLEMAN – Kompetisi Liga 1 Indonesia tinggal hitungan pekan. Bila tidak ada halangan, kompetisi akan diputar 5 Mei mendatang. Tim promosi, PSS Sleman mengawali kiprah di Liga 1 2019 mendatang dengan rentetan jadwal berat.
Berdasarkan jadwal yang dirilis PT Liga Indonesia Baru, selaku operator kompetisi, tiga tim papas atas telah menunggu kiprah Super Elja.
Pada laga pertama, Bagus Nirwanto dkk memulai kompetisi dengan away ke markas PSM Makasar, pada Kamis (9/5). Selanjutnya PSS menjamu juara bertahan, Persija Jakarta, Senin (20/5). Berselang empat hari, PSS bertandang menghadapi kampiun Liga 1 2017 silam, Bhayangkara FC, Jumat (24/5).
Sebagai pendatang baru, bertemu tiga tim yang memiliki track record ciamik di kasta Liga Indonesia memang menjadi kerugian tersendiri bagi skuad Laskar Sembada. Padahal, laga perdana menjadi momentum bagi PSS Sleman untuk mencuri poin semaksimal mungkin. Apalagi, ketiga tim pertama yang akan dihadapi PSS bisa dibilang memiliki persiapan yang cukup matang.
Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara menyadari beratnya lawan yang akan dihadapi di Liga 1. Tidak hanya tiga tim yang akan dijumpai di awal kompetisi. Sehingga, dia tidak mempermasalahkan laga-laga berat yang dihadapi timnya di awal kompetisi ini. ”Bagaimana pun cepat atau lambat kami akan tetap berjumpa dengan klub-klub itu,” kata Seto, Senin (22/4).
Menurut dia, jadwal berat malah memberi keuntungan tersendiri bagi pemainnya. Karena dengan berjumpa deretan klub papan atas di awal kompetisi, diharapkan mampu mengasah mental bermain dari skuad Super Elja.
Ya, musim perdana menukangi tim untuk berlaga di Liga 1 memang menjadi tantangan tersendiri bagi Seto. Apalagi, skuad Super Elja pun bisa dibilang tidak terlalu istimewa dibandingan dengan tiga tim papan atas yang akan dihadapinya di awal kompetisi.
Musim ini, skuad Super Elang Jawa lebih banyak dihuni talenta-talenta muda. Mereka sebagian besar justru banyak bersinar di Liga 2. Namun, Seto memiliki pandangan tersendiri dengan rekrutannya musim ini. Termasuk, pemain asing yang belum pernah mencipici atmosfer Liga Indonesia. ”Ini menjadi ujian tersendiri di awal musim. Mudah-mudahan saja, secara mental mereka terbentuk di sana,” ungkap eks juru taktik PSIM Jogja itu.
Lebih lanjut, Seto juga mengaku tak terlalu khawatir dengan proses adaptasi para talenta asingnya, meski kompetisi bakal bergulir kurang dari satu bulan. Ia pun meyakini, Alfonso de la Cruz, Brian Ferreira, Guilherme ‘Batata’ Felipe de Castro, hingga Yevhen Bokhashvili, bisa mencapai puncak performa. “Dengan adanya beberapa latihan dan pertandingan, saya pikir mereka bisa beradaptasi dengan cukup baik,” jelasnya. (bhn/din/zl)