GUNUNGKIDUL – Dinas Pariwisata Gunungkidul akan menggelar Gunungkidul Tourism Festival (GTF). Seluruh potensi wisata, termasuk kuliner, ditampilkan. GTF digelar di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk pada Sabtu (27/4).
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, pada GTF terdapat empat stan festival coklat, 25 stan festival kuliner tradisional, 25 stan festival bakmi, 25 stan kerajinan, dan puluhan stan tematik lain dari seluruh Gunungkidul.
“GTF untuk promosi potensi wisata berbalut festival musik jazz. Diharapkan mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara,” kata Hary, Selasa (23/4).
Event tersebut berlangsung sehari. Tiket masuk Rp 35.000 untuk pengunjung regular, ditemani segelas cokelat khas Nglanggeran dan sepiring bakmi khas Gunungkidul. Untuk kelas VIP, panitia mengenakan tarif Rp 50.000, mendapatkan tempat duduk di amphitheater.
“Jazz Festival menghadirkan musisi Etawa Jazz, Komunitas Jazz Mben Senen, Anteng Kitiran, Dewi Kisworo, dan Nadine Andriana. GTF ditutup pertunjukan musik jazz di amphitheater terbesar di DIJ,” ujar Hary.
Menurut dia, GTF digelar untuk mendongkrak kunjungan wisata. Hingga pertengahan April 2019 tercatat 600 ribu orang berkunjung. Sedangkan target kunjungan wisata sampai akhir 2019 sebanyak 3.773.512 orang.
“Semoga Gunungkidul tidak hanya dikenal di tingkat nasional. Tetapi juga tingkat internasional,” kata Hary.
Pemilihan Gunung Api Purba Nglanggeran sebagai lokasi GTF lantaran tempatnya luas dan representatif. Kegiatan tersebut sekaligus kampanye pengurangan sampah plastik. Semua pihak yang datang diminta membawa peralatan makan, botol minuman, hingga tas belanja sendiri agar penggunaan plastik bisa ditekan.
Bupati Gunungkidul, Badingah berharap, GTF mengenalkan potensi wisata sampai tingkat global. Jika selama ini pengunjung lebih akrab dengan wisata bahari, maka sekarang pemkab fokus mengembangkan wisata nonpantai.
“Seperti wisata sisi utara, seperti Embung Bathara Sriten, hingga gren village di Gedangsari. Kami ingin Gunungkidul menjadi destinasi wisata terkemuka, dan berbudaya,” harap Badingah. (*/gun/iwa/by)