PURWOREJO – Tingginya ancaman terjadinya bencana di Purworejo membutuhkan pemahaman yang baik dari masyarakat. Bencana longsor, banjir, maupun tsunami bisa terjadi sewaktu-waktu di Kabupaten Purworejo.

Pemberian pemahaman itu, antara lain, dengan pembentukan sekolah madrasah aman bencana (SMAB).

”Ada 75 sekolah yang kami berikan sosialisasi tentang SMAB ini,” kata Kabid Pencegahan BPBD Provinsi Jawa Tengah Muhammad Chumsul saat sosialisasi SMAB di Hotel Sanjaya Purworejo, Selasa (23/4).

Sosialiasi itu menjadi langkah awal untuk memberian pengenalan. Masih ada beberapa kegiatan lanjutan yang akan diberikan.

“Kami memberikan pemahaman dahulu arti pentingnya SMAB. Setelah paham kami harapkan bisa ditindaklanjuti di sekolah masing-masing. Tentunya kami akan memberikan pendampingan,” lanjutnya.

Diungkapkan, untuk Jawa Tengah sendiri keberadaan SMAB sudah berjalan, namun belum secara keseluruhan. Adapun kabupaten yang sudah melakukannya adalah Kabupaten Rembang.

“Purworejo kami pandang juga lebih awal, karena banyaknya potensi bencana yang dimiliki. Boleh kami katakan, Purworejo ini cukup lengkap ancamannya,” tambahnya.

Kabid Pencegahan BPBD Purworejo Edi Purwanto membenarkan jika Purworejo menjadi kawasan yang berisiko tinggi terhadap bencana. Pihaknya juga tidak pernah lelah memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang dampak bencana dan upaya untuk pencegahannya.

“Secara khusus sekolah memang belum kami sentuh. Setelah dari sosialisasi ini kami akan mendorong adanya SMAB ini di Purworejo,” katanya.

Dia melihat sekolah perlu mengikuti program SMAB, karena untuk edukasi siswa maupun komponen sekolah agar lebih paham akan bahaya bencana. Selain itu juga akan tahu bagaimana tindakan yang harus dilakukan awal saat terjadi bencana. (udi/zam/rg)