KULONPROGO – Ratusan relawan lingkungan menanam sedikitnya seribu bibit pohon cemara udang di pesisir pantai tepi YIA, Kamis (2/5). Kegiatan yang dihadiri Ketua Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) Letjen Doni Monardo dimaksudkan sebagai antisipasi tsunami terhadap bandara baru di Temon, Kulonprogo, itu.
Doni mengatakan, pohon menjadi solusi jitu dan murah untuk menekan kerugian akibat bencana tsunami. Jika tumbuh tinggi dan besar, pohon cemara udang diharapkan bisa membendung tsunami bilamana terjadi di pesisir selatan YIA.
Namun, jika tsunami terjadi sebelum pohon itu tumbuh, Doni memastikan luapan air laut akan sampai ke area bandara. “Kalau ketinggian (tsunami, Red) lebih dari tujuh meter pasti sampai di YIA,” ujarnya.
Dikatakan, patahan atau sesar di sepanjang pesisir Pulau Jawa terbilang cukup aktif. Kejadian tsunami terakhir paling parah terjadi di Pangandaran pada 2010.
“Hampir sebagian besar Pulau Jawa pernah mengalami tsunami. Ratusan atau ribuan tahun lalu. Ini akan berulang lagi dan kita tidak tahu kapan itu terjadi,” kata Doni.
Doni memperkirakan, pohon cemara udang akan tumbuh dan berfungsi maksimal sebagai green belt kawasan pesisir antara 5-10 tahun ke depan. Selain cemara udang, pohon pule, beringin, sukun, dan waru juga bisa difungsikan untuk green belt.
“Jadi kalau kurang dari 5 tahun ya belum berfungsi dengan baik. Maka dibutuhkan peran serta masyarakat dan pemerintah untuk merawat tanaman itu,” ingatnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulonprogo Ariadi mengatakan, penanaman cemara udang menjadi bagian upaya mitigasi bencana di pesisir selatan. Pemilihan cemara udang karena termasuk tanaman endemik, berkayu, dan memiliki masa hidup yang panjang. “Penanaman ini sebagai tahap awal,” ujarnya.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyatakan sedikitnya ada 101 hektare lahan yang disiapkan untuk green belt di sepanjang garis pantai Kulonprogo. Memanjang dari Pantai Tritis hingga Congot. Penanaman cemara udang kemarin difokuskan di Pantai Glagah-Congot untuk mendukung YIA. (tom/yog/rg)