SLEMAN – Merawat bayi baru lahir penuh dengan seni. Bisa dibilang gampang-gampang susah. Tapi itu tak perlu dikhawatirkan. Karena semuanya bisa dipelajari.

Saat bayi baru dilahirkan, jika kondisinya bugar dan tidak memerlukan pertolongan khusus, seluruh tubuh bayi akan dikeringkan. Kecuali tangannya. Tali pusat diikat dan bayi akan diletakkan di atas perut atau dada ibu untuk mengadakan kontak skin-to-skin (kulit ke kulit) dan inisiasi menyusui dini (IMD). Tali pusat diklem, dipotong dan diikat dua menit pasca bayi lahir.

Metode skin to skin sangat baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil. Sebab, di dalam rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal, yaitu 36,5-37,5 derajat Celsius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya.

Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya. Sehingga berisiko mengalami hipotermia (suhu tubuh rendah).

Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya berbagai gejala seperti hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan pernapasan, lemas, atau gelisah, kejang, dan sesak napas.

Untuk menghindari terjadinya hipotermia, letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi.

Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti. Walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.

Bayi prematur atau berat lahir rendah lebih rentan untuk mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur tubuh lebih dari 37,5°C).

Perawatan bayi baru lahir selanjutnya adalah IMD. Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin. Eksklusif selama 6 bulan pertama. Lalu diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih), memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks da motorik bayi (asah).

Setelah bayi dikeringkan, bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu. Kulit bayi menempel dengan kulit ibu, dan mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu. Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Bayi diberi topi dan diselimuti. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke putingnya. Kemudian beri waktu pada bayi untuk melanjutkan kembali proses tadi selama 30 menit hingga satu jam.

Alangkah baiknya jika ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga.

Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu menyukseskan pemberian ASI eksklusif.

IMD dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Sebab, bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi. Selanjutnya bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh.

Tidak perlu cemas bila selama proses IMD bayi belum sampai melakukan kegiatan menyusui yang sesungguhnya, karena proses ini sendiri sudah meningkatkan peluang keberhasilan menyusui.

Pada situasi tertentu bila bayi tidak bugar atau kondisi bayi setelah dilahirkan belum stabil, terkadang IMD tidak dapat dilakukan karena bayi harus segera mendapat perawatan lebih lanjut. Jika hal ini terjadi, ibu tidak perlu putus asa. Ibu tetap dapat sukses menyusui dengan memerah ASI selama bayi belum dapat menyusu secara langsung. (*/yog/rg)