MAGELANG – Itik Mojosari Alabio (MA) memiliki beberapa keunggulan. Indukannya memiliki gen penghasil telur dengan produktivitas tinggi. Bibit itik MA itulah yang akan dikembangkan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa) sebagai sarana pembelajaran mahasiswa.
Peneliti itik ratu dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor Dr L. Hardi PRasetyo memaparkan, pada puncak produksi, di minggu ke-16, itik MA mampu bertelur mencapai 93,7 persen.
Itik MA mulai bertelur pada umur 4,5-5 bulan. Atau lebih cepat 2 minggu dibanding Alabio. Dan 3 minggu lebih cepat dibanding Mojosari. “Semua keunggulan itu terjadi jika itik yang disilangkan adalah jantan Mojosari dan betina Alabio,” jelasnya usai menyerahkan bantuan 700 ekor bibit itik MA di kampus Polbangtan YoMa di Magelang Rabu (1/4).
Ciri-ciri bibit itik MA berkualitas jika memiliki bobot sekitar 38-40 gram, kedua mata terbuka, memiliki bulu yang bagus dan kering, kakinya tidak cacat, duburnya bersih, pusarnya kering, dan bibit bergerak lincah.
Sebagai itik unggul, pakannya tak boleh sembarangan. Harus konsentrat buatan pabrik. Dicampur katul dan jagung. Pakan itu bisa mencukupi kebutuhan energi, protein kasar, dan serat kasar bagi itik.
Kendati demikian, jagung yang diberikan ke itik tidak boleh disimpan terlalu lama. Sebab, jamur Aspergillus flavus yang tak kasat mata bisa tumbuh dan meracuni itik dengan aflatoksinnya. (*/yog/ila)