JOGJA – Persyarikatan Muhammadiyah akhirnya memiliki sekolah dasar (SD) Muhammadiyah sendiri di dalam beteng Keraton Jogja. Itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan SD Muhammadiyah Kraton di wilayah Kadipaten, Kraton, Minggu (19/5).
Ketua Cabang Pimpinan Muhammadiyah Kraton, Muhsin Hariyanto mengatakan pembangunan gedung SD Muhammadiyah Kraton, merupakan jawaban atas kebutuhan perlunya pendidikan unggul dan berkualitas bagi masyarakat di wilayah Kraton. “Pembangunan gedung, sejumlah enam kelas ini, akan digunakan untuk kegiatan proses belajar siswa-siswa SD Muhammadiyah Kraton, yang sekarang ini masih menempati komplek Masjid Margoyuwono,” katanya.
Menurut dia, SD Muhammadiyah Kraton yang sudah berjalan dua tahun ini dalam perkembangannya menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Secara akademik siswanya sudah mampu menunjukkan prestasi dalam Olimpiade Matematika tingkat nasional belum lama ini. Bahkan kepercayaan masyarakat yang terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang mendaftarkan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Kraton.
“SD Muhammadiyah Kraton dalam proses pertumbuhannya didampingi secara langsung oleh SD Muhammadiyah Sapen, untuk mewujudkan sekolah unggul yang berkemajuan di wilayah Kraton,” tamba dosen UMY itu.
Yang menarik, gedung SD Muhammadiyah Kraton yang berada di atas tanah seluas 1.400 meter persegi itu nantinya akan dibangun berarsitektur Jawa. Berbentuk Joglo sesuai dengan nilai-nilai heritage di wilayah Kraton.
Untuk anggaran pembangunannya? “Dananaya dari kantong-kantong masyarakat. Kami ketemu Pak Haedar (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dan mau membantu dana sebesar Rp 300 juta lalu dari PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) memberi Rp 300 juta. Sisanya bantuan dari masyarakat,” ujar Muhsin.
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sendiri sangat mengapresiasi inisiasi dari PCM Kraton beserta jajarannya yang memiliki perhatian besar di bidang pendidikan warga sekitar Kraton. Dia berharapan SD Muhammadiyah Kraton mampu meletakan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa didiknya. “Yang pada gilirannya mampu membentuk ptibadi yang saleh secara sosial dan secara spiritual yang sarat dengan nilai-nilai inklusif,” tuturnya. (obi/cr8/pra/er)