KULONPROGO – Gelombang pasang di laut selatan masih terjadi. Namun tidak setinggi awal pekan lalu. Tim Sarlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulonprogo masih mempertahankan garis polisi dan papan larangan mandi di laut bagi pengunjung.
“Kondisi gelombang sudah mengalami penurunan dibanding sebelumnya yang mencapai 3 meter hingga 5 meter. Namun garis polisi tetap kami pasang, termasuk di Muara Congot,” kata anggota SRI Wilayah V Kulonprogo, Hendratmo, Jumat(14/6).
Pemasangan garis polisi dan papan peringatan masih diperlukan. Sebab jumlah pengunjung masih banyak kendati libur Lebaran sudah lewat.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gelombang tinggi laut selatan masih akan terjadi hingga 16 Juni 2019. “Kami terus melalukan patroli dan menempati pos-pos pemantauan,’’ kata Hendratmo.
Pengunjung diimbau tidak mandi di laut. ‘’Selain gelombang tinggi, juga ada ubur-ubur yang bisa membahayakan pengunjuung,” jelasnya.
Salah seoarang wisatawan, Dani Ilham Septiawan, 27 tahun, warga Bandung, Jawa Barat mengungkapkan, dia berlibur bersama keluarga di Congot dengan harapan bisa mandi di laut. Namun terpaksa mengurungkan niatnya.
“Pemandangannya indah di dekat jeti itu. Tapi ada larangan mandi, saya jadi takut. Sebagai gantinya, saya cukup foto-foto di dekat jeti itu,” ungkap Dani.
Pantai Congot sangat potensial sebagai objek wisata. Apalagi ada tambahan obyek wisata bandara di sisi utaranya. ‘’Namun pantai kurang terawatt,’’ kata Dani.
Banyak sampah menjadi kurang sedap dilihat. ‘’Perlu dikelola lebih serius supaya pengunjung tambah banyak,” harap Dani. (tom/iwa/by)