JOGJA – Pengasuhan anak menjadi isu yang menarik diperbicangkan. Anak sejatinya pengamat yang handal tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Termasuk kemampuan merekam dan meniru ini apa yang dilakukan orang tua mereka sehari-hari.

“ Orang tua menjadi figur yang paling mudah ditiru oleh anak-anaknya,” ujar Kepala Seksi Penyuluhan Sosial Dinas Sosial DIY Budhi Wibowo Jumat (21/6).

Menyadari itu, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan penyuluhan sosial berbasis masyarakat bersama penyuluh sosial masyarakat (Pensosmas) DIY. Kegiatan ini dilaksanakan melalui  penyuluhan, edukasi dan promosi kesejahteraan sosial. Juga pendataan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)

“Tema sentral penyuluhan ini adalah keluarga. Menitikberatkan konsep parenting yang dikemas dalam family development session (FDS). Pelaksanaaannya dengan learning by doing dan metode belajar orang dewasa,” jelas Budhi.

Adapun parenting merupakan proses pembelajaran pengasuhan interaksi antara orang tua dengan anak. Meliputi aktivitas memberi petunjuk, memberi makan dan pakaian serta melindungi anak saat tumbuh berkembang.

Tahun ini penyuluhan sosial berbasis masyarakat dilaksanakan di Kecamatan Turi dan Tempel, Sleman. Lokasinya tersebar di lima desa. Yakni Desa Donokerto dan Bangunkerto, Turi serta Desa Tambakrejo, Sumberrejo dan Margorejo yang semuanya masuk Kecamatan Tempel.

Jumlah peserta di setiap lokasi 40 orang. Mereka terdiri tokoh masyarakat, tokoh agama dan pendamping program keluarga harapan (PKH). Lalu PKK desa, PKK kecamatan, karang taruna,  tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), pekerja sosial masyarakat (PSM), kader posyandu dan unsur masyarakat lainnya.

Narasumber  dari pensosmas supervisor dan pendamping PKH, lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga (LK3), penyuluh sosial fungsional dan petugas Dinas Sosial DIY.

Semua kegiatan ini diramu dengan  cermat oleh seksi penyuluhan sosial dengan arahan kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial DIY. Materinya berupa keluarga bahagia, parenting dan ketahanan keluarga.

“Ini adalah penyuluhan dengan konsep berbeda. Peserta adalah pelaku dari keseluruhan proses yang dilakukan,” jelasnya.

Penyuluhan berbasis masyarakat juga diadakan di Gunungkidul. Jumlah tersebar di 20 lokasi. Sebanyak 10 lokasi dilaksanakan pada Mei lalu. Sisanya sejumlah 10 tempat direalisasikan pada Juni ini.  Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Karangmojo dan Kecamatan girisubo. Jumlah peserta di setiap lokasi sebanyak 30 orang.

Seluruh kegiatan dari perencana hingga pelaksanaan dijalankan oleh pensosmas. Menurut Budhi, pensosmas ini menjadi kepanjangan tangan  Kementerian Sosial RI dan Dinas Sosial DIY. Mereka dibentuk dan dilatih oleh kementerian. Jumlahnya ada sebanyak 44 orang. “ Hanya ada di Gunungkidul,” lanjutnya.

Penyuluhan sosial ini hanya bagian kecil dari rangkain penyuluhan sosial di Dinas Sosial DIY. Penyuluhan lain berupa peragaan dengan memanfaatkan kesenian tradisional dan  pemanfaatan media cetak serta elektronik.

Termasuk produk baru penyuluhan sosial goes to school. Semua sebagai upaya memberikan informasi yang benar tentang pembangunan kesejahteraan sosial. Peran masyarakat serta fasilitas pelayanan sosial yang bisa diakses masyarakat. “Penyuluh sosial masyarakat, terdepan dan  terpercaya,” tegasnya. (kus/zl)