Deddy Corbuzier tertarik dengan Islam sejak dua tahun terakhir. Pertemuan dengan Gus Miftah kian membulatkan pilihannya.

JAUH HARI W.S, Sleman

GUS MIFTAH langsung merangkul Deddy Corbuzier begitu prosesi sakral itu selesai. Ungkapan rasa syukur, takbir, dan salawat juga terdengar menggema di dalam Masjid Al Mbejaji. Tepat setelah pria bernama asli Deddy Cahyadi Sunjoyo itu selesai mengucapkan dua kalimat syahadat Jumat (21/6).

Siang itu, persisnya pukul 12.34, mantan mentalist itu membuka lembaran baru. Dibimbing Gus Miftah, sapaaan Habib Maulana Habiburrahman, Deddy mengucapkan dua kalimat syahadat. Menandakan pria bernama asli Deddy Cahyadi Sunjoyo itu memeluk Agama Islam.

”Saya tidak akan mengubah agama saya karena perempuan,” tegas Deddy membeberkan alasan keputusannya memeluk Agama Islam karena tidak ada paksaan apa pun.

Deddy datang di ponpes yang terletak di Pedukuhan Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, itu sekitar pukul 12.27. Setelah salat Jumat. Ditemani sang kekasih, Sabrina Chairunnisa, duda anak satu itu mengendarai minibus Toyota Alphard.

Sabrina turun lebih dulu. Perempuan manis itu menggunakan pakaian serbaputih. Sedangkan Deddy mengenakan setelan serbahitam dan berkacamata. Keduanya disambut Gus Miftah, sapaan Habib Maulana Habiburaahman, dengan lantunan salawat. Sang tuan rumah lantas mengajak keduanya berjalan menuju masjid. Untuk menjalani prosesi pengucapan dua kalimat syahadat. Kapolda DIJ Irjen Pol Ahmad Dofiri menjadi saksi.

Usai membaca dua syahadat, Gus Miftah mengajak Deddy ke salah satu ruangan di kompleks ponpes. Di tempat inilah Deddy blak-blakan perihal keputusannya kepada awak media.

”Saya tahu Islam itu indah dari Gus (Miftah) ini,” ucap Deddy memuji Gus Miftah yang duduk di sampingnya.

Ayah Azka Nikola Corbuzier ini tertarik dengan Islam sejak dua tahun terakhir. Sejak itu, konten-konten video yang diunggah di kanal Youtube pribadinya sarat muatan Islam. Ketertarikan itu kian menguat setelah Deddy bertemu dengan Gus Miftah.

”Delapan bulan belakangan ini baru mulai tanya-tanya dan akhirnya hari ini memutuskan masuk Islam. Ya sejak diracuni Gus Miftah ini,” katanya.

Deddy mengibaratkan agama bak dua mata pisau. Bisa positif dan negatif. Deddy merasa Gus Miftah menjadi sosok yang tepat untuk diajak berdialog seputar agama.

”(Gus Miftah) tanpa memaksa, memberi ketenangan, yang membuang hal negatif di diri kita,” lanjutnya.

Di balik keputusannya itu, tak satu pun keluarga Deddy yang mempermasalahkannya. Meski berbeda agama, hubungan kekeluargaan mereka tetap harmonis.

”Saya tidak mau keluarga jadi takut. Justru kalau bisa jadi terbuka. Anak pun tidak ada masalah. Karena ibunya juga muslim. Jadi sudah terbiasa,” ungkap mantan suami Kalina Oktarani itu.

Ketika disinggung masalah tempat untuk mengucap dua kalimat syahadat, Deddy menjelaskan, hal itu karena Gus Miftah yang merupakan guru spiritualnya bertempat tinggal di Jogja. Apalagi Gus Miftah sudah sepuluh kali silaturahmi ke kediamannya.

”Jadi Gus ini sering datang (ke rumahnya). Kenapa di Jogja? Ya biar sekalian silaturahmi,” tuturnya enteng.

Setelah resmi memeluk Islam, Deddy tidak ambil pusing dengan nama. Meski, biasanya orang yang setelah masuk Islam berganti nama dengan yang bernuansa lebih Islami.

”Nama? Saya tidak mikir. Nama nomor dua. Yang penting ilmunya. Karena masih banyak yang harus dipelajari,” tegasnya.

Kiai nyentrik yang sering berdakwah di tempat hiburan malam dan lokalisasi ini kenal dengan Deddy setelah diundang di acara Hitam Putih. Program televisi swasta yang dipandu Deddy. Sejak itu, Gus Miftah mulai klik dengan Deddy. Bahkan ,keduanya sering kolaborasi membuat konten Youtube. Dan, di sela-sela pertemuan itulah, Gus Miftah dan Deddy sering berdiskusi soal Islam. Bahkan Deddy sempat curhat ingin belajar Islam dari dua tokoh. Yaitu, Gus Miftah dan Cak Nun (Emha Ainun Najib, Red).

“Dia (Deddy) orangnya rasional. Saya harus menjelaskan segala sesuatunya dengan rasional juga,” ujarnya.

Gus Miftah dengan sabar menjelaskan satu per satu tentang Islam. Namun, dia juga menekankan bahwa tidak semua ajaran Islam itu bisa dirasionalisasi. Itu pula yang membedakan agama dengan ilmu pengetahuan. Deddy pun bisa menerima penjelasan itu.

“Kenapa Nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih putranya Ismail? Nabi Ibrahim dibakar Namrud, tapi nggak mempan dan macam-macam. Ya, saya bilang itulah uniknya agama,” ucap kiai berambut gondrong itu.

Seusai membimbing Deddy masuk Islam, Gus Miftah memiliki tanggung jawab moral yang besar. Gus Miftah sadar jika Deddy masih harus dibimbing. Dari itu, dia berkomitmen akan lebih intensif berkomunikasi.

“Saya juga akan mengajak Deddy untuk sowan setidaknya ke empat ulama. Nanti kami akan sowan ke kediaman KH Ma’ruf Amin,” tandasnya. (zam/fj)