GUNUNGKIDUL – Pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab Gunungkidul dari sektor pariwisata terus melemah. Terus turun. Penurunan tak hanya terjadi pada sisi pendapatan. Penurunan juga pada jumlah pengunjung. Ini terjadi sejak 2018 dan berlanjut hingga saat ini.
Rasa pesismistis pemangku kebijakan sudah terasa ketika mendekati tutup tahun 2018. Setidaknya, itu tecermin dari Dinas Pariwisata Gunungkidul yang tidak berani mematok target kunjungan selama libur akhir tahun 2018.
Dua kejadian dituding sebagai biangnya. Yakni, bencana alam badai Siklon Cempaka pada akhir 2017 dan gelombang tinggi Pantai Selatan pada pertengahan 2018.
Dua fenomena alam tersebut dituding berpengaruh besar terhadap pemenuhan target pariwisata. Usai badai Siklon Cempaka, kunjungan wisata benar-benar sepi. Target jumlah kunjungan triwulan pertama tahun itu kandas.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Gunungkidul, pada 2018 target PAD retribusi wisata tidak memenuhi sasaran. Dari target kunjungan sebanyak 3,5 juta pengunjung hanya terpenuhi 3,04 juta pengunjung. Hal ini berdampak terhadap pendapatan daerah karena dari target Rp 28 miliar hanya diraih sebesar Rp 24,2 miliar.
”Badai” yang menghantam sektor pariwisata belum reda. Tahun ini, dinpar setempat terseok-seok memenuhi taget pemasukan pundi-pundi PAD 2019. Kondisi tak bersahabat terasa pada musim libur Lebaran 2019 lalu. Sejak 5 hingga 9 Juni, jumlah pengunjung hanya mencapai 225.874 orang. Jika dibandingkan tahun 2018, menurun 75.359 orang. Dalam rentang waktu yang sama, tahun lalu tercatat 301.233 pengunjung.
Dalam rentang waktu lima hari tersebut, jumlah PAD di 2019 hanya mencapai Rp 1,7 miliar. Sedangkan pada 2018 mencapai Rp 2,4 miliar.
Meski, raihan 2019 sudah melampaui target yang ditentukan, penurunan jumlah pengunjung tetap disayangkan. ”Target dari dispar selama lima hari libur lebaran sebanyak 172 ribu pengunjung dengan PAD Rp 1,3 miliar dan terealisasi Rp 1,7 miliar,” kata Kasi Pengembangan Dinas Pariwisata Gunungkidul Supartono.
Sekretaris Dinas Periwisata Gunungkidul Hari Sukmono mengatakan, penurunan jumlah pengunjung paling terasa di zona utara. Pendapatan desa wisata pada musim libur lebaran tahun ini pun tak maksimal.
”Kami berkomitmen untuk meningkatkan kinerja. Salah satunya dengan memaksimalkan potensi wisata yang ada serta terus berupaya membuka destinasi wisata baru. Terobosan baru untuk mendongkrak PAD maupun jumlah kunjungan terus dilakukan,” katanya. (gun/amd/zl)