JOGJA – Jatuhnya harga ayam broiler di tingkat peternak tak berpengaruh terhadap pedagang. Sebaliknya, para pedagang justru tetap dapat mengeruk keuntungan.

Pedagang ayam di Pasar Terban, contohnya. Mereka menjual ayam pedaging itu Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram (kg).

”Kalau beli dari peternak Rp 7.000 hingga Rp 8.500 per kg,” jelas Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Terban Tulus Riyadi Wardoyo Selasa (25/6).

Tulus menduga ada beberapa faktor anjloknya harga ayam broiler. Salah satunya stok melimpah. Namun, melimpahnya stok itu tak menuai respons positif pasar. Sebagian masyarakat mulai jenuh mengonsumsi ayam broiler, sehingga permintaan pedagang tak terlalu banyak. Bahkan, tren penurunan ini sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir.

”Katakanlah kalau (dulu) biasa jual 1.000 ekor, sekarang hanya 600 sampai 700 ekor,” sebut pria 63 tahun ini.

Karena itu, Tulus meyakini aksi bagi-bagi gratis yang digagas APAYO menunjukkan bahwa stok ayam broiler di tingkat peternak sangat melimpah. Aksi itu sekaligus untuk menghabiskan stok lama. Sebab, bagi peternak, ayam dengan usia lebih tua bakal lebih sulit terjual. Kerugian peternak juga semakin besar lantaran biaya perawatan bertambah.

Supriyana, pedagang ayam di Pasar Terban mengungkapkan hal senada. Dia menyebut harga ayam broiler di tingkat peternak sebelum anjlok di angka Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.

”Harganya anjlok sejak tiga bulan terakhir,” katanya.

Pria 43 tahun ini menduga peternak berlomba-lomba mengincar momentum Lebaran. Sehingga, mereka mematok waktu panen yang sama. Yang terjadi stok di pasaran sangat melimpah. Sementara, permintaan pasar saat Lebaran tidak terlalu tinggi.

”Libur Lebaran juga pendek,” ujarnya. (dwi/zam/rg)