JOGJA – Dikenal sebagai kota industri, kini Kota Batam bertransformasi menjadi kota jasa. Salah satunya dengan mengandalkan sektor pariwisata. Tak jauh berbeda dengan Kota Jogja.

Ketua DPRD Kota Jogja Sujanarko mengaku, belajar banyak dari perubahan orientasi Kota Batam tersebut. Menurut Koko, sapaanya, perubahan dari kota industri ke jasa di Batam sudah diatur lebih spesifik. “Sejauh apa keunggulan Batam disbanding Jogja itu yang kami pelajari,” kata Koko saat mendampingi kegiatan Orientasi Kehumasan Sekretariat DPRD Kota Jogja ke DPRD Kota Batam selasa (25/6).

Koko menambahkan, hasil yang dipelajari dari Batam tersebut nantinya akan menjadi rekomendasi bagi para anggota DPRD Kota Jogja periode 2019-2024. Khususnya kepada para pimpinan DPRD yang baru. “Harus ada inovasi, yang baik dari Bata mini kalau cocok juga bisa diterapkan di Jogja,” ungkapnya.

Kepala Bagian Adminsitrasi Umum dan Humas Sekretariat DPRD Kota Jogja Jalaludin menambahkan, Batam dengan kawasan otorita dan dekat dengan Singapura memiliki kelibihan yang bisa dipelajari. “Dengan pengelolaan khusus, Batam bisa menjadi referensi,” tutur mantan Camat Gondokusuman itu.

Kepala Bagian Humas DPRD Batam Taufiq menjelaskan, Batam merupakan salah satu dari tujuh wilayah di Provinsi Kepulauan Riau. Meski bukan menjadi ibu kota Kepri, Batam yang paling menonjol. “Batam tidak memiliki sumber daya alam. Kami mengandalkan sektor jasa, industri dan perdagangan,” tuturnya.

Hasilnya, dalam APBD Kota Batam 2019, sebesar Rp 2,843 triliuan, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor-sektor tersebut mampu menyumbang Rp 1,350 triliun. Fokus menggarap pariwisata, juga seiring dengan mulai menurunnya sektor industri. “Batam tak kalah dari Jogja, banyak pula obyek wisata alam dan laut yang bisa dieksplorasi,” ujarnya berpromosi. (pra/zl)