JOGJA – Wacana reaktivasi jalur kereta Jogjakarta- Magelang terus mengemuka. Meski begitu inisiasi PT KAI bersama Kementerian Perhubungan untuk merealisasikannya tak mudah. Salah satu kendala terbesar adalah trase jalan.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menyebut, proyek tersebut progresnya telah memasuki tahapan kajian. Terutama untuk menemukan trase jalan yang ideal untuk jalur kereta. Apalagi jejak rel lama telah tertimbun oleh ribuan hunian warga. Dia menyebut proyek ini sangatlah vital. “Pertimbangannya adalah kemudahan akses dari Jogjakarta menuju Magelang khususnya Borobudur, begitupula sebaliknya,” jelasnya ditemui di Loko Coffe Stasiun Tugu, Rabu malam (2/7).
Dia tidak ingin proyek ini menjadi pertikaian. Terutama warga yang huniannya berdiri di jalur rel lama. Solusinya tengah disusun secara matang. Setidaknya posisi trase tersebut tidak terlampau jauh dari trase lama.
Ide reaktivasi sendiri berawal dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kajian terus berlangsung khususnya di jajaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub. Dari hasil kajian tersebut akan tercetus besaran pembiayaan. “Nanti biar direktorat jenderal yang menjelaskan targetnya. Pada intinya proyek ini untuk mendorong adanya transportasi massal,” ujarnya.
Project Director I PT KAI Yuris Wibawa menuturkan rute jalur kereta terbentang sepanjang 70 kilometer. Rute ini melayani perjalanan dari Stasiun Tugu Jogjakarta menuju Secang Magelang. Selanjutnya dari Secang berlanjut dengan rute menuju Candi Borobudur.
Detail rute berupa 55 kilometer rute dari Stasiun Tugu menuju Secang. Sementara untuk rute Secang hingga Borobudur sepanjang lima kilometer. Reaktivasi ini juga akan menghidupan 11 stasiun yang telah lama mati.
Dari 70 kilometer itu, 55 kilometer terdiri dari rel yang sudah ada. Sisanya, 15 kilometer adalah pembangunan baru. Pembanunan juga meliputi satu existing stasiun dan satu stasiun baru. Hanya saja untuk lokasi dia belum bisa membeberkan.
“Termasuk menghidupkan kembali stasiun yang sudah lama tak beroperasi. Trek baru sepanjang 15 kilometer itu juga krusial untuk rute. Stasiun kami benahi untuk mendukung operasional,” katanya. (dwi/din/by)