BANTUL – Program studi (prodi) Ilmu Pemerintahan UMY yang memiliki Laboratorium IP menjadi jujugan Prodi IP UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi untuk melakukan studi kunjungan, Kamis (4/7) lalu.

Sekretaris Prodi IP UIN Jambi Tri Endah menjelaskan, kunjungan yang dilakukan 52 mahasiswanya sekaligus untuk praktikum. Tujuannya, untuk menambah keilmuan dan wawasan akademik. Pihaknya mengaku memilih UMY karena adanya laboratorium salah satunya. Dalam praktikum singkat tersebut mereka mempelajari teknik alokasi suara Pemilu/Pilkada.

”Supaya mahasiswa lebih memahami tentang alokasi suara, karena event tahunan pesta rakyat ini selalu penuh dinamika, lebih terbuka wawasannya,” ungkap Endah.

Dia menilai selama ini keterlibatan mahasiswanya di instansi pemerintahan sudah banyak, tetapi hanya menjadi tenaga teknis. ”Jadi bukan hanya bisa mengkritisi lewat media sosial yang tidak tepat,” tambahnya.

Diharapkan, setelah melakukan praktikum di Laboratorium IP UMY mereka tidak hanya pasif melaksankan tugas namun juga bisa mengawal dan mengontrol suara sehingga demokrasi akan berimbang. ”Harapan untuk IP UMY, mudah-mudahan akreditasinya bisa dipertahankan dan ditingkatkan, bukan hanya favorit di Indonesia tapi juga dunia,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur International Program of Government Affairs and Administration (IGOV) Ridho Al Hamdi mengatakan, kunjungan seperti ini dapat menjadi salah satu dokumen sebagai prodi percontohan dalam mengelola praktikum. Pihaknya ingin menunjukkan bahwa belajar di laboratorium tidak hanya milik mahasiswa saintek.

”Saya tanya mahasiswanya, sudah semester lima belum ada praktikumnya sama sekali,” ujar Ridho.

Dia sendiri yang memberikan materi praktikum dengan mata kuliah Partai Politik dan Pemilu. Khusunya teori cara menghitung kursi parlemen di Indonesia.  ”Cara menghitung hasil pemilu daerah pemilihan Jambi, misalnya kursinya itu tujuh miliknya partai A dan sebagainya, masyarakat umum setelah nyoblos tidak tahu proses selanjutnya, intinya suara pemilu itu partai, kebijakan penentuan orangnya itu internal,” paparnya.

Sebagai peraih skor 371 atau yang tertinggi se-Indonesia, Ridho menilai Prodi IP UMY merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk berkembang bersama prodi lain. ”Kami dipanggil ke universitas lain pun kami siap, ya menjadi beban berat sekaligus tantangan,” ungkapnya.

Ridho menambahkan, Laboratorium IP UMY sangat terbuka kepada lembaga penerintahan untuk bekerja sama. Baik tingkat pusat maupun provinsi, dalam lingkup institusi maupun secara personal. ”Misalnya untuk pembuatan peraturan daerah, yang penting kunci visinya untuk kemaslahatan umat,” tandasnya. (sce/tif/ila)