BANTUL, Radar Jogja – Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019 resmi ditutup tadi malam. Acara selama 18 hari tersebut ditutup dengan penyerahan panji FKY dan dry bag hasil pemanfaatan limbah vinyl kepada Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni, Dinas Kebudayaan DIJ Yuliana Lestari Rahayu.
Ketua Umum FKY Paksi Raras Alit mengatakan, FKY berlangsung di 11 lokasi. Dari Bantul hingga Sleman. “Melibatkan lebih 4.000 pelaku seni. Mendatangkan pengunjung 146.581 orang,’’ kata Paksi.
Diperkirakan lebih dari 8.600 pengunjung per hari. ‘’Apresiasi yang luar biasa terhadap masyarakat terhadap FKY,’’ kata Paksi.
Tak hanya menampilkan hiburan dan wadah berkesenian. FKY juga memberikan dampak positif dari perputaran ekonomi masyarakat setempat.
Total transaksi di 50 stan Pasar Seni sebesar Rp 470.539.800. Sedangkan pada 90 stan Pasar Tiban yang hadir tiap akhir pekan sebesar Rp 61.044.500.
Lebih dari 45 stan kuliner dikelola Kampoeng Mataraman. Ada transaksi sebesar Rp 1.753.927.000 Penghasilan tiga kantong parkir yang dikelola masyarakat Kampoeng Mataraman dan Telaga Juliantoro Rp 64.236.000.
“Kami menyuguhkan lewat angka-angka. Tapi kalau festivalnya sukses, berhasil, atau suka, silakan publik yang menilai,’’ kata Paksi.
FKY melibatkan masyarakat sebagai penampil, budayawan, dan pelaku seni. Warga bergotong royong membangun jembatan, membangun pasar dan tenant.
“Kami dibantu pengamanan, ketertiban, dan warga juga menyediakan kantong parkir. Omzet yang didapatkan kami serahkan seluruhnya ke warga,’’ katanya.
Perwakilan Dinas Kebudayaan DIJ Yuliana Lestari Rahayu mengatakan, Desa Panggungharjo sebagai salah satu penyelenggara event FKY dikategorikan sebagai desa mandiri budaya. ‘’Semoga FKY meningkatkan ekonomi warga setempat,’’ katanya. (cr16/iwa/fj)