BANTUL – Penasihat Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Namaskar Mandiri Erna Suharsono mengatakan setiap orang pasti menjadi lansia. Keluarganya harus mendukung keberadaan lansia. Sehingga bahagia di hari tua.

”Lansia harus selalu sehat sehingga dapat berdaya tanpa ada perasaan tersisih,” ungkap istri Bupati Bantul Suharsono tersebut kepada Radar Jogja (28/7).

Para lansia Padukuhan Demangan, Desa Bangunharjo dan sekiarnya mengikuti cek kesehatan, Minggu. Kegiatan tersebut merupakan program rutin dua bulan sekali. Digelar di kediaman Suharsono (28/7).

Dikatakan Erna, selain melakukan cek kesehatan, seluruh lansia diajak mendengarkan tausiah tentang kesehatan. Agar lansia semakin paham potensi penyakit yang diderita lansia.

Programer Lansia Puskesmas Sewon II Syamsih mengatakan usia lansia menjadi tiga kategori. Yakni, pralansia, lansia, dan lansia risiko tinggi (resti).

Pralansia dimulai umur 45 tahun hingga 59 tahun. Lansia, berada pada umur 60 tahun ke atas. Dan lansia resti usia 70 tahun atau 60 tahun ke atas, disertai riwayat penyakit kronis.

”Lansia harus cerdas mengatur pola hidup sejak remaja. Menjaga gizi dan pola makan. Rutin berolahraga dan selalu bahagia,” kata Syamsih.

Memasuki fase lansia, harus mengurangi garam, gula, santan, dan minyak. Karena mudah memicu tekanan darah dan kolestrol.

Syamsih mengajak warga Bantul agar lansia diberi ruang berekspresi menyalurkan hobi. Baik di lingkup keluarga, masyarakat, atau melalui posyandu dan komunitas lain.

Menjadi lansia harus menerima keadaan. Baik kondisi fisik maupun ekonomi. Karena produktivitas saat lansia menurun. ”Dukungan keluarga sangat penting,” ujar Syamsih.

Ketua Posyandu Lansia Namaskar Mandiri Kuswahyudiati mengatakan pemeriksaan kesehatan lansia diikuti 100 peserta. Pemeriksaan berupa timbang badan dan tekanan darah.

Kuswahyudiati berharap program tersebut dapat berlanjut dan semakin menyasar masyarakat luas. ‘’Sehingga produktivitas warga Bantul meningkat,’’ kata Kuswahyudiati. (cr6/iwa/fj)