KULONPROGO – Pelaksana Tugas (PTS) General Manager YIA Agus Pandu Purnama mengatakan pihaknya telah melakukan upaya mitigasi bencana. Terutama kemungkinan terburuk bandara terkena tsunami.
Dia mengatakan hal tersebut mengomentari kekhawatiran Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) terhadap keselamatan bandara. Kekhawatiran juga muncul dari Paguyuban Warga Penolak Pembangunan Bandara Kulonprogo (PWPP KP).
‘’Itu (kekhawatiran adanya terjangan tsunami) isu yang sudah lama,’’ kata Pandu.
Pihaknya juga telah melakukan upaya mengantisipasi kemungkinan terburuk jika bencana tsunami menerjang bandara. “Kemungkinan bencana tsunami yang berdampak terhadap YIA sudah dikaji jauh sebelum dibangunnya bandara,’’ ujar Pandu.
PT Angkasa Pura (AP) I juga sudah melakukan dan menyiapkan mitigasi bencana. ‘’Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan (jika terjadi bencana tsunami),” kata Pandu (30/7).
Mitigasi bencana terus dilakukan. Termasuk rencana pembuatan sabuk hijau (green belt) di sisi selatan bandara. Membangun gedung crisis centre yang didesain khusus dengan ketinggian bangunan yang maksimal. Dan mampu menahan terjangan tsunami.
“Terminal bandara dibangun pada ketinggian maksimal. Struktur bangunan dibuat sekokoh mungkin. Bisa menjadi titik kumpul warga jika terjadi tsunami. Sudah didesain dan dipikirkan sejauh itu,” kata Pandu. (tom/iwa/fj)