Bermula dari seorang atlet, Widya mengaku bahwa olahraga voli merupakan salah satu jembatan karir. Yaitu yang mengantarkannya menjadi seorang anggota polwan di lingkungan Polda DIY.

Ana R Dewi, Sleman

ATLET dan anggota kepolisian, dua profesi yang sangat bertolak belakang. Namun, siapa sangka dua profesi tersebut bisa berjalan beriringan dan saling melengkapi. Hal tersebut yang dirasakan Kompol Widya Mustikaningrum. Dia merupakan mantan atlet bola voli yang kini berprofesi sebagai polwan di Polda DIY.

Sebelum terjun menjadi anggota kepolisian Widya merupakan seorang atlet voli di daerah asalnya. Di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sang ayahlah yang kali pertama mengenalkan Widya kecil pada olahraga bola voli. Kedua orang tuanya juga merupakan mantan atlet voli sekaligus anggota kepolisian. Itu yang kemudian diikutinya.

Hingga kini, Widya masih aktif berkecimpung di dunia voli. Salah satunya menjadi koordinator bola voli polwan Polda DIY. “Pada dasarnya saya dulu itu atlet. Di polda ini saya mengkoordinir adik- adik yang memiliki bakat keterampilan di bidang bola voli,” ujarnya kemarin (1/8).

Widya mengaku saat ini tim bola voli polwan Polda DIY berjumlah 23 orang. Klub tersebut diberi nama Persatuan Olahraga Polri Seksi Voli (Popsivo) untuk tim putri dan Bhayangkara untuk tim putra. Popsivo merupakan wadah organisasi bola voli di Mabes Polri. Nah untuk Polda, Widya mengatakan bahwa Jogja merupakan satu-satunya penggerak tim Popsivo putra dan putri. “Di Polda seluruh Indonesia itu baru ada di polda DIY saja,” katanya

Selain untuk menjaga kebugaran, adanya tim bola voli polwan DIY ini juga salah satu bentuk untuk memelihara ketrampilan yang dimiliki anggota polwan DIY. Dalam sepekan latihan dilakukan sebanyak dua kali. Lebih lanjut, Widya mengatakan latihan rutin dilakukan di GOR Lanud dan komplek Stadion Maguwoharjo.

Menurut Widya, saat ini timnya masih terkendala waktu latihan. Sebab, banyak anggota timnya yang tersebar di polres. Sehingga waktu latihan pun sedikit terganggu. “Untuk latihan rutin ya agak terganggu namun tetap kami usahakan untuk latihan,” ujar perempuan kelahiran Ampenan, 30 Maret 1971 itu.

Widya menambahkan saat ini dia dan sang suami memiliki klub bola voli yang di beri nama Popsivo Jogja Junior Bhayangkara. Klub tersebut dia dirikan pada awal tahun ini dan memiliki sekitar 150 murid. “Nanti apabila pensiun akan tetap kami bina untuk membawa nama baik Polda DIY juga,” bebernya.

Menurut dia, menjadi anggota kepolisian, sekaligus pemain voli banyak manfaatnya. Salah satunya kedisiplinan yang diterapkan sang ayah. “Dulu kalau tidak mau latihan voli di lapangan saya tidak diizinkan sekolah sama bapak. Saya merasakan manfaat kedisiplinan yang diajarkan orangtua sejak kecil,” ujarnya.

Dia mengenang, saat dinas pertamanya di Polda Metro Jaya, Widya masih sempat ditarik daerahnya untuk mewakili NTB di ajang Pra-PON dan PON. “Pra-PON 1992 hingga PON 1997 saya pernah mewakili NTB tapi ya belum mendapatkan medali sih,” kenangnya.

Dia mengaku salah satu manfaat yang dia rasakan hingga menjadi polisi. Yakni karena keterampilannya dalam bermain bola voli. Dengan voli dia mengaku mudah beradaptasi dengan orang banyak. “Bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri saya. Karena pintar bermain voli saya jadi dikenal orang,” ujarnya.

Dengan adanya klub bola voli polwan Polda DIY, Widya berharap agar polisi dapat lebih dekat dan bisa menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas kepada masyarakat. “Semoga mereka tekun berlatih dan bisa menjadi penerus kami baik sebagai atlet maupun sebagai anggota Polri,” harapnya. (pra/by)