GUNUNKIDUL – Geopark Gunung Sewu yang sebagian besar berada di Gunungkidul mesti terus dikembangkan. Keberadaan geopark tersebut mesti dikelola dengan baik agar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Belum semua masyarakat Gunungkidul memahami keberadaan Geopark Gunung Sewu. Padahal, geopark tersebut merupakan salah satu aset berharga di Bumi Handayani.

Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Heri Nugroho menegaskan pentingnya penyebaran informasi mengenai geopark ke masyarakat. Menurutnya, sosialisasi harus dilakukan dengan maksimal dan tuntas.

”Blow-up (penyebarluasan informasi) Geopark Gunungkidul harus dilakukan secara kafah (menyeluruh),” tandasnya.

Menurutnya, semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Gunungkidul harus terlibat di dalamnya. ”Namun sampai dengan sekarang, saya belum mengetahui OPD mana yang pro dengan Geopark Gunung Sewu. Kalau dispar (dinas pariwisata) jelas, karena konsentrasinya kepada dunia pariwisata,” kata Heri.

Terkait anggaran pengembangan geopark, Heri Nugroho mengatakan, sampai saat ini legislatif belum ada komunikasi dengan eksekutif menyangkut pendanaan Geopark Gunung Sewu. Menurutnya, sekarang masih tahapan penjajakan. Masih awal sekali.

Meski begitu, tegasnya, daerah tidak bisa lepas memang dalam urusan pendanaan. Tak hanya Pemkab Gunungkidul. Juga, Pemkab Pacitan di Jawa Timur dan Pemkab Wonogiri di Jawa Tengah.

”Saya khawatir jika tidak bergerak semua, nanti ada yang diuntungkan salah satu. Misalnya, di Gunungkidul sudah terlanjur membangun namun yang diuntungkan justru wilayah lain,” ungkapnya.

Dia menegaskan, bagian dari Geopark Gunung Sewu yang berada di Gunungkidul lebih luas dibanding dengan yang berada berda di wilayah Pacitan dan Wonogiri.

Terlebih, dalam peringatan tahun keempat penobatan Gunung Sewu Unesco Global Geopark dilaksanakan di Gunungkidul. Tepatnya, di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Peringatan itu dihadiri masyarakat geopark dari berbagai daerah di Indonesia.

”Gunungkidul, dalam pertemuan itu, menjadi pilot project Geopark Gunung Sewu. Mungkin ini pertanda sumber keindahan lebih banyak di Bumi Handayani,” terangnya.

Sementra itu, pemerintah pusat terus membangun pemahaman bersama dalam penyusunan rancangan awal Rencana Aksi Nasional (RAN) yang terintegrasi dengan Implementasi Sustainable Development Goals (SDG’s). Ending-nya berupa pendanaan terhadap pengembangan geoprak. Tak terkecuali untuk Geopark Gunung Sewu.

Pengembangan geopark diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Geopark. Dalam pasal 21 dinyatakan  diperlukan rencana aksi nasional (RAN) geopark yang terintegrasi dengan SDGs. Disusun sebagai pedoman dalam pengelolaan, perencanaan, dan penganggaran geopark.

Selain pemerintah pusat, pengembangannya melibatkan pemerintah daerah di tiga provinsi. Sebab, Geopark Gunung Sewu berada di Gunungkidul (DIJ), Wonogiri (Jateng), dan Pacitan (Jatim).

Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Rapat Kerja Penyusunan RAN Geopark yang dihelat di Geopark Belitong Jumat. Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Sri Suhartanto ikut menjadi peserta.

”Rapat kerja ini diikuti 19 geopark baik UGG dan geopark nasional,” tulis Suhartanto melalui pesan singkat kepada Radar Jogja Jumat (2/8). UGG yakni UNESCO Global Geopark. Geoprak Guwung Sewu diakui sebagai kekayaan alam oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO/Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Menurut Suhartanto, Rencana Aksi Nasional Geopark disusun bersama Bappenas. Bersumber dari lintas kementerian dan lembaga negara. Hal yang dibahas aantara lain menyangkut aspek perekonomian, infrastruktur, konservasi, edukasi, dan penelitian.

Setelah Perpres 9 Tahun 2019, sekarang disusun aturan untuk masing-masing kawasan geopark di Indonesia. Termasuk untuk Geopark Gunung Sewu.

”Sekaligus diintegrasikan dengan RPJMN 2019-2023 dalam program lima tahun RPJMN,” ujarnya.

Pembahasan RPJMN berlangsung di Surabaya pada 29 dan 30 Juli lalu. Perwakilan dari Bappeda Gunungkidul juga hadir. ”Kami ikut memberi masukan dan menyampaikan usulan RAN Geopark,” ucapnya.

Terkait pendanaan pengembangan Geopark Gunung Sewu, Suhartanto menyatakan, RPJMN Bappenas masih rencana teknokratik. Lantas, bakal digabung dengan visi dan misi presiden terpilih periode 2019-2024.

”Jika RPJMN sudah jadi, kemudian masuk dalam pembahasan RPJMD,” ungkapnya. (gun/amd/er)