BANTUL – Harga cabai masih tinggi. Belum mengalami penurunan yang signifikan. Menyebabkan penyuka pedas harus mau membayar mahal untuk mengonsumsinya.
Pedagang cabai di Pasar Bantul Suwarti, 43, mengatakan harga cabai rawit Rp 70.000 per kilogram (kg). Pada saat kondisi normal berkisar Rp 25.000 hingga Rp 28.000 per kg.
Suwarti mengatakan meroketnya harga cabai sudah terjadi hampir sebulan. Bahkan harga cabai sempat menyentuh angka Rp 80.000 per kg.
Mahalnya harga cabai membuat pedagang resah. Mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk kulakan. Di tangan tengkulak, harga cabai rawit dibandrol Rp 65.000 hingga Rp 68.000 per kg.
Walau harga cabai rawit sedang tinggi, permintaan cabai masih normal. Salah satu sebabnya, karena ada perayaan hari besar keagamaan (Idul Adha).
“Mungkin banyak yang butuh untuk memasak daging kurban. Apalagi Senin baru saja kurban (Idul Adha),” ungkapnya Suwarti (12/8).
Kepala Seksi Distribusi dan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Dinas Perdagangan Bantul Zuhriyatun Nur Handayani mengatakan penyebab tingginya harga cabai karena minimnya ketersediaan cabai. Kondisi itu tidak sebanding dengan permintaan yang tinggi.
“Sehingga harganya naik. Pantauan kami, harga untuk cabai rawit berkisar Rp 70.000 hingga Rp 75.000 per kg. Yang harganya sempat turun hanya cabai keriting. Awal Juli Rp 45.000, sekarang harganya naik lagi menjadi Rp 55.000 per kg,” ujar Zuhriyatun.
Dia mengakui kalau tingginya harga cabai sudah terjadi sejak sebulan lalu. Dia tidak tahu kapan harga cabai rawit bisa normal kembali.
Lebih lanjut, Nani, sapaan Zuhriyatun, menjelaskan bahwa minimnya pasokan cabai rawit juga didorong permintaan luar daerah. Jawa Timur dan Sumatera mengandalkan pasokan cabai rawit dari Bantul. (cr5/iwa/er)