JOGJA – Penerapan semi pedestrian setiap Selasa Wage diharapkan menjadi wahana baru dalam menarik wisatawan ke Malioboro. Sebab, Malioboro tanpa lalulalang kendaraan menjadikan pengunjung kini dapat menikmati berbagai atraksi dari berbagai komunitas di jantung Kota Jogja itu.
Keberadaan pedestrian Selasa Wage pun kini telah menjadi hiburan tersendiri. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ mengusulkan ada khusus yang mengelola atraksi di sepanjang Malioboro.
Kepala Dinas Pariwisata DIJ Singgih Raharjo mengatakan, selain bertujuan agar program seni dan budaya yang dipertunjukkan terarah, pengelolaan juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Jangan sampai ada kegiatan yang menyimpang,” kata Singgih MInggu.
Dispar berharap agar panggung atraksi terpanjang itu ke depan tetap menampilkan atraksi seni dan budaya yang ada di wilayah DIJ. Adanya tim khusus bertujuan pada antisipasi. “Untuk mengatur, menata setiap kelompok seni yang tampil,” katanya.
Singgih mengatakan, keberadaan tim khusus pengelola Selasa Wage ini juga nanti bisa mengatur kelompok-kelompok seni yang tampil sesuai tema. Tim ini juga bisa mengindentifikasi berbagai kegiatan di sepanjang Malioboro. Tujuannya agar kesenian dan atraksi budaya yang ditampilkan tidak monoton. “Nanti bisa jadi ada tema milenial di satu titik, kontemporer di titik lainnya,” katanya.
Diakui Singgih, sejak awal uji coba semi pedestrian Malioboro 18 Juni lalu, atraksi kesenian yang digelar sejumlah kelompok sudah menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan. Malioboro kini menjadi daya tarik wisata baru.
“Maka pengaturan spot-spot juga penting dilakukan agar masyarakat dan wisatawan yang datang tetap aman dan nyaman,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIJ Sigit Sapto Raharjo mengakui pelaksanaan uji coba masih perlu terus dievaluasi. Meski begitu, selama dua kali dilakukan uji coba semakin tertib dan terus membaik. Bahkan banyak yang mengusulkan digelar pada akhir pekan atau masa liburan.
“Kami siap-siap saja. Hanya saja apakah pemkot membolehkan?,” katanya. Menurutnya, pelaksanaan uji coba di luar Selasa Wage harus menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari kesiapan petugas Dishub, termasuk partisipasi dari pihak kepolisian dan komunitas.
Hal ini dilakukan agar lalu lintas kendaraan bisa dikendalikan. Pelaksanaan uji coba selain Selasa Wage, kata Sigit, juga bisa dibarengi dengan event tertentu. “Misalnya Dispar mengadakan kegiatan festival atau kegiatan besar lain, penutupan Jalan Malioboro bisa dilakukan,” katanya. (bhn/laz/er)