BANTUL – Sebagai upaya mencegah kasus kekerasan di sekolah, Kalijaga Institute for Justice (KIJ) UIN Sunan Kalijaga meluncurkan Modul ‘Integrasi Nilai-nilai Keren Berkarakter Nir Kekerasan dalam Pembelajaran dan Budaya Sekolah’, Selasa (20/8). Bertempat di Hotel Grand Dafan Rohan, Selasa (20/8).

Modul ini merupakan salah satu hasil riset yang dilakukan oleh Tim Peneliti KIJ belum lama ini. Diketuai Siti Ruhaini dengan anggota Alimatul Qibtiyah, Bayu Mitra Kesuma, Rina Komaria, Lailatis Syarifah, Witriani, Zusiana Elly Triantini dan Bono Setyo.

Ruhaini menjelaskan, dibuatnya modul ini berangkat dari banyaknya praktik kekerasan yang terjadi baik di rumah, sekolah, kantor, maupun tempat umum. Salah satu sumber kekerasan yakni inteloransi. Oleh karena itu, pihaknya berharap modul ini dapat menjadi solusi untuk mencegah kekerasan sehak dini. Melalui penanaman nilai-nilai yang disebutnya keren sebagai karakter dalam pembelajaran dan budaya sekolah.

“Modul ini mencoba mengajak anak-anak kita untuk sejak awal memahami perbedaan itu sesuatu yang harus dipahami, untuk dijadikan produktif,” ungkap Ruhaini yang juga menjabat sebagai staf khusus Presiden RI bidang Keagamaan Internasional.

Melalui modul ini, lanjut Ruhaini, nantinya guru dan wali murid juga dapat mendiskusikan materi.m pembelajaran. Misalnya apa perbedaan pembelajaran agama di rumah dan sekolah. “Misalnya anak sekolahnya di Muhammadiyah, padahal di rumah cara salatnya NU, nah harus bagaimana agar anak merasa tidak ada kesenjangan belajar di sekolah dan di rumah, harus terakomodir,” bebernya.

Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi berharap modul ini dapat betul-betul bermanfaat dan bisa ditindaklanjuti.

“Ada semacam panduan yang bisa dipakai berbagai kalangan, sehingga karakternya akan terarah, perkiraan saya semacam GBHN,” ujarnya.

Modul ini berhasil diujicobakan di empat sekolah menengah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Yakni SMK Negeri 2, SMA Muhammadiyah 1, SMP Negeri 3, dan SMPIT Ibnu Abbas. Rencananya, akan diterapkan juga di sekolah-sekolah lain. (tif)