JOGJA – Highly Functioning Education Consulting Services (HAFECS) kembali menggelar workshop untuk meningkatkan kompetensi pengajaran guru di Jogjakarta. Workshop kali ini mengusung tema ‘Keterkaitan High Order Thinking Skills (HOTS) dengan Pedagogical Contextual Learning (PCK) dalam Era Society 5.0’.
Direktur HAFECS Zulfikar Alimuddin menjelaskan, era society 5.0 adalah saat masyarakat memiliki kemampuan untuk membuat proses pengambilan keputusan yang lebih bertanggung jawab. Sudah terpapar era society 4.0 namun punya kemampuan memilah dan memilih info yang tepat menurut versi mereka. “Tapi bisa di pertanggungjawabkan, ada koridor nilai tertentu yang disepakati,” jelasnya saat ditemui Radar Jogja di sela acara yang dgelar di salah satu hotel di Seturan Kamis (22/8).
Menurut Zulfikar, kemampuan berpikir secara rasional perlu dimiliki seseorang sejak kecil. Karena sikap mengambil tindakan adalah aspek tertinggi dari tahapan berpikir. Saat itulaj peran guru sangat penting untuk membimbing siswa di sekolah.
Zulfikar menilai, dalam kurikulum K13 saat ini, pola berpikir menjadi pokok bahasan utama. Sayangnya, guru-guru belum diajarkan untuk menuampaikan contoh riilnya. “Di workshop ini kami memberi cara berpikir untuk berpikir, agar dalam materi pembelajaran jadi lebih tahu maksudnya,” ungkapnya.
Salah satu aspek yang dibahas yakni penerapan pembelajaran kontekstual dalam pengajaran di kelas. Dalam hal ini HAFECS merancang aspek tersebut sebagai salah satu bagian dari Teaching Mastery Framework. Yaitu PCK, yang merupakan kombinasi khusus antara konten dan pedagogi yang dibangun oleh guru.
Dia menyebutkan, keaktifan tanya-jawab antara guru dan siswa dapat menjadi salah satu pola yang efektif untuk menilai siswa sehari-hari. Tidak hanya ketika ulangan harian atau ujian. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah mengingat dan lebih mudah mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.“Biar tahu kapan siswa punya meningkatan berpikir lebih baik, melihat lebih detail peningkatan siswa,” ujarnya. (*/tif/pra/fj)