BANTUL – Harga bawang merah (brambang) di tingkat petani Bantul anjlok. Hanya dihargai Rp 5.000 per kilogram. Kesal, petani pun membagikan brambang kepada pengguna jalan di Perempatan Dongkelan secara gratis Jumat (23/8).

Petani bawang merah di Sanden Rujito, 58, mengatakan aksi tersebut sebagai wujud keprihatinan. Harga brambang yang sangat murah tersebut sudah terjadi sejak Idul Adha lalu.

Dia mengaku, harga brambang kualitas biasa di tingkat petani dibandrol Rp 5.000 per kilogram. Brambang kualitas bagus dihargai Rp 12.000 per kilogram. Padahal seharusnya harga normal brambang bisa mencapai Rp 18.000 hingga Rp 28.000 per kilogram.

Rujito menyebut, rendahnya harga tidak sebanding dengan biaya perawatan dua petak lahan brambang-nya. Untuk modal penggarapan lahan, Rujito harus mengeluarkan Rp12 juta. Ketika panen dia hanya mendapat keuntungan Rp 3 juta.

“Saya bertani brambang bukannya mendapat untung. Malah buntung. Tombok. Mending saya bagi-bagikan saja,” ujarnya (23/8).

Rujito menjelaskan, anjloknya harga brambang disinyalir karena saat ini sedang panen raya brambang. Sehingga harga jual brambang pun terjun bebas.

Dia meminta pemerintah mencarikan solusi agar harga brambang bisa terangkat kembali. Pemerintah juga diminta menstabilkan harga brambang di pasaran.

Kepala Seksi Distribusi dan Harga Bahan Kebutuhan Pokok, Dinas Perdagangan Bantul Zuhriyatun Nur Handayani mengakui harga brambang di tingkat petani rontok. Dari pantauannya, harga beli brambang rata-rata Rp 7.000 per kilogram.

Penyebabnya, selain panen raya brambang di Bantul, ternyata brambang dari Nganjuk dan Probolinggo juga masuk Bantul. Dia mengaku tidak bisa mengendalikan melimpahnya pasokan bawang merah tersebut. ‘’Karena itu merupakan mekanisme pasar,’’ kilah Zuhriyatun.

Produksi brambang melimpah, namun permintaan normal, sehingga harga jatuh. ‘’Harga bawang merah turun tidak hanya terjadi di Bantul,” katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Disperpautkan) Bantul Pin Erwanto mengatakan pihaknya sudah mengimbau petani tidak melakukan panen brambang akhir Agustus, September, dan Oktober. Karena sentra brambang Nganjuk dan Brebes sedang panen raya. (cr5/iwa/rg)