GUNUNGKIDUL – Tidak melulu mengurusi dunia. Warga Gambiran, Bunder, Patuk, Gunungkidul juga menabung untuk akhirat.
Mereka sedang dalam proses mendirikan bangunan masjid. Uangnya dari hasil saweran.
Sekitar tiga pekan terakhir, masjid mulai dibangun. Masjid lama direhab. Mereka berpendapat bahwa rumah Tuhan harus dipercantik.
Berlokasi tepat samping jalan utama, pembangunan dilakukan dengan pengecoran. Kerangka besi tiang terlihat telah didirikan. Masjid baru bakal lebih luas dibanding bangunan masjid lama.
Ketika dikunjungi Radar Jogja, terlihat masyarakat bahu membahu bekerja di kompleks masjid. Terik matahari diredam dengan lembaran terpal agar tidak langsung menyengat kulit.
Melihat desain awal, pembangunan masjid tersebut diperkirakan menelan anggaran ratusan juta rupiah. Bahkan, untuk kayunya saja diprediksi tidak kurang dari Rp 100 juta.
”Keinginan kami untuk memiliki masjid yang bagus sudah lama. Selama itu kami menabung. Masing-masing KK (kepala keluarga) Rp 25 ribu per bulan. Kami patungan,” kata Dukuh Gambiran Sugiyem.
Sukiman, pengurus masjid, berkeyakinan segala daya dan upaya pasti mendapat balasan dari Allah SWT. Tidak pandang tua atau muda, semua warga terlibat agar tempat ibadah tersebut segera jadi.
”Semoga Allah SWT memberikan kemudahan,” kata Sukiman.
Iswanto, warga lainnya, menyampaikan bahwa lahan untuk masjid merupakan hasil wakaf dari warga. Pemilik lahan mengikhlaskan didirikan bangunan masjid dengan ukuran yang lebih luas.
”Kami bersyukur kampung kami terus berkembang. Mungkin dalane wis kebukak (jalannya sudah terbuka),” kata Iswanto.
Dia sempat mengaitkan perkembangan kampungnya dengan asal mula pusat Pemerintahan Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya, warga berkeyakinan cikal bakal Bumi Handayani ada di wilayah mereka. ”Kadipaten Sumingkir,” ungkapnya. (gun/amd/er)