RADAR JOGJA – Jogja dikenal dengan potensi keberagaman kulinernya. Hal ini membuat William Mahardhika Darlius banting setir, yang semula berkecimpung di usaha printing, beralih mendalami bisnis kuliner, cabang usaha yang menurutnya sulit untuk mati.

Yamie Panda, label rumah makan rintisannya resmi berdiri pada 2015. Produknya adalah mie khas Kalimantan. Yamie sebutannya. Harganya cukup terjangkau yakni kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu. Cita rasanya khas karena seluruh bahan dan resep diproduksi sendiri tanpa menggunakan bahan pengawet.

“Papa saya orang Kalimantan. Jadi saya kepikiran untuk membawakan mie Kalimantan. Karena kebetulan, yamie tidak ada di sini”, jelas William saat ditemui di Outlet Yamie Panda, Timoho, Kota Jogja.

Upaya William untuk mengembangkan usahanya adalah melakukan penyesuaian agar resep racikannya diburu konsumen. Caranya dengan melakukan penyesuaian dengan selera orang Jawa. “Orang Jawa dikenal suka yang manis, jadi kita ada yamie manis. Ada juga rasa lain seperti yamie asin, teriyaki, dan black pepper”, paparnya.

William juga segera mengurus Sertifikat Halal dari pemerintah. Sehingga produk Yamie Panda terjamin ke halal-annya. Konsumen tak perlu ragu untuk menyantap mie di berbagai outlet Yamie Panda.

Strategi lain yang diterapkan William adalah bermitra dengan Go-Food, layanan food delivery yang dikembangkan oleh Gojek. Alasannya agar dapat mengikuti perkembangan zaman, juga agar bisninya dapat terus berkembang dan bersaing. “Support Gojek ke UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) itu bagus. Dulu promo cashback seluruhnya di-support Gojek. Jadi di awal kita free semua”, jelasnya.

Dengan maraknya promo yang disediakkan, berdampak pada konsumen Yamie Panda yang kian meningkat. Dia mengaku, tak jarang outletnya dipadati driver Gojek yang tengah mengantri. Pasarnya semakin luas, karena konsumen tak perlu repot-repot lagi datang ke outlet.

Lebih jauh, perkembangan usahanya semakin pesat setelahnya. “Waktu promo besar-besaran omset kita naik 30 persen. Pendapatan dari Gojek itu bisa menyamai pendapatan satu outlet”, ucapnya. “Dulu waktu kerja sama (dengan Gojek) pada tahun 2016 baru punya 4 outlet, sekarang bisa mencapai 14 outlet dalam kurun waktu 3 tahun. Kita juga sedang ingin merambah ke Semarang”, tambahnya.

Perkembangan usahanya juga dibarengi dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru. kini William mampu memperkerjakan lebih dari 250 karyawan.

Dengan bermitra pula William menjadi akrab dengan transaksi digital. Dia mengaku terbantu dengan penggunaan Go-Pay terutama dalam hal pencatatan keuangan. “Buat para pembeli bisa jadi dapat promo cashback menarik. Kadang juga mempermudah orang kalau tidak bawa uang kas, tinggal pakai Go-Pay”, tuturnya.

Saat ini, tiap outlet Yamie Panda mampu menjual 100 hingga 200 pax, berarti dalam satu hari dia bisa menjual hingga lebih dari 2000 pax. William juga terus berinovasi mengembangkan menu tambahan, seperti dimsum, rice bowl, dan bakso.

Bagi William, kunci untuk berwirausaha adalah berani untuk memulai. “Karena kesuksesan berwirausaha itu 50 persen saat pertama kita mulai. Masalah kerja keras, nasib, dan laris itu 50 persen sisanya. Kalau kebanyakan teori dan beride tapi tidak dilaksanakan juga sama saja”, tutupnya. (*/cr16)