RADAR JOGJA – Akademi Keperawatan Notokusumo resmi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Notokusumo Yogyakarta. Kampus yang berdiri sejak tahun 1990 ini memperoleh Surat Keputusan Kemenristekdikti nomor 739/KPT/I/2019 perubahan bentuk pada tanggal 20 Agustus 2019 lalu.
“Perubahan bentuk ini diikuti dengan penambahan Program Studi S1 Farmasi. Sehingga STIKES Notokusumo Yogyakarta memiliki dua prodi yaitu DIII Keperawatan dan S1 Farmasi,” ujar Ketua STIKES Notokusumo Giri Susilo Adi dalam acara penyerahan SK Kemenristekdikti di kampus setempat, Senin (16/9).
Giri mengaku, dengan perubahan bentuk tersebut STIKES Notokusumo mempunyai tanggungjawab yang lebih besar. Sebagai PTS di Jogjakarta STIKES Notokusumo dituntut untuk selalu siap bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.
Ketua Pengurus Yayasan Notokusumo Sedianto Soetio menambahkan, menurutnya tidak mudah untuk memperjuangkan peningkatan pendidikan tinggi, dari bentuk akademi menjadi bentuk sekolah tinggi.
“Demikian pula proses yang dialami Akper Notokusumo untuk menjadi STIKES Notokusumo Yogyakarta, memerlukan waktu kurang lebih 3 tahun. Tepatnya sejak 20 September 2016 saat pertama kali proposal perubahan bentuk perguruan tinggi ini kami mohonkan,” ungkapnya.
Setelah melalui berbagai penyempurnaan proposal, barulah Akper Notokusumo divisitasi oleh tim dari Kemristekdikti pada tanggal 14 Mei 2019.
Kepala LLDIKTI Wilayah V Didi Achjari yang hadir untuk menyerahkan SK Kemenristekdikti secara langsung menyampaikan selamat kepada STIKES Notokusumo Yogyakarta atas perubahan bentuk yang baru.
“Harapannya STIKES Notokusumo Yogyakarta ini bisa melahirkan lulusan-lulusan baru yang lebih siap dan mampu bersaing di masa depan. Menemukan ilmu-ilmu dengan teknologi baru yang bisa dimanfaatkan masyarakat terutama di bidang kesehatan,” papar Didi. (ita/riz)