RADAR JOGJA – Event tahunan yang rutin dihelat sejak 2010, Jogja International Street Performance (JISP) 2019 kembali diselenggarakan sejak Sabtu (21/9) hingga Senin (23/9) mendatang di kawasan Malioboro.
Dihelat atas kerja sama antara Dinas Pariwisata DIJ dengan Jaran Production. Acara bertajuk Jogja The Dancing City melibatkan sekitar 200 pelaku seni pertunjukan dari Indonesia maupun mancanegara. Bambang Paningron selaku penggagas JISP mengatakan, acara menjadi wadah bagi beragam jenis seni pertunjukan. “Mau tradisi, mau kontemporer, teater, musik tari, semuanya ada,” ucapnya.
JISP sengaja mengambil tempat di ruang publik. Tujuannya untuk menghilangkan jarak antara seniman dan masyarakat sebagai pendukung utama produk seni budaya. Beragam pertunjukan digelar di beberapa titik. Yakni dari Gedung DPRD DIJ hingga Titik Nol Kilometer. “Menjadi ruang ekspresi para seniman dalam mempresentasikan aktivitas seni dari wilayah dan negara masing-masing untuk kemudian dapat saling berinteraksi dan berkolaborasi sehingga pertukaran budaya antarwarga dapat terwujud,” ucapnya.
Dalam kesempatan kali ini, tampil pula KHP Kridha Mardawa menampilkan tarian yang jarang dipentaskan oleh Keraton Jogja, yaitu tarian atau Beksan Lawung Ageng yang dibawakan lebih dari 42 orang penarik dan pengiring musik. Beksan Lawung Ageng menggambarkan keprajuritan yang terinspirasi dari Gladi Watangan atau latihan ketangkasan. Format yang ditampilkan yakni penari di atas panggung akan mendapat iring-iringan musik secara langsung dari puluhan bregada. (sce/cr16/pra/tif)