RADAR JOGJA – Pemkab Sleman masih melakukan droping air di daerah yang mengalami kekeringan. Terutama Kecamatan Prambanan yang mengalami kekurangan air bersih. Upaya ini hanya solusi jangka pendek. Pemkab butuh solusi jangka panjang.

Salah satu daerah yang terdampak kekeringan cukup parah adalah Dusun Kikis, Sambirejo, Prambanan. Setiap minggu 12 tangki air berkapasitas 5.000 liter dikirim guna memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan air di Kikis sebenarnya masih ada. Namun saat kemarau, muka air tanah turun. “Pompa tidak bisa menjangkau air,” kata Makwan, Kamis (25/9).

Kedalaman sumur bor di Kikis 80 meter. Namun ujung pipa terakhir pada kedalaman 40 meter. Air baru bisa disedot jika kedalaman pipa 60 meter.

Kendati demikian, muncul persoalan baru. Yaitu daya sedot pompa berkurang. Sehingga tidak bisa mengalirkan air pada bak utama yang ada di ketinggian 50 meter.

Makwan menawarkan solusi dengan membangun bak penampungan sementara. Lokasinya di dekat sumur bor. Dari penampungan sementara itu lantas disalurkan ke penampungan utama dengan menambah pompa. “Anggaran untuk pompa dan pipa tambahan Rp 50 juta lebih,” ujar Makwan.

Kemudian untuk bak penampungan sementara, dia berharap pihak desa dapat mengalokasikan anggaran. Dia menargetkan agar hal tersebut terealisasi tahun ini. Agar masalah kekurangan air dapat teratasi.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan pemerintah berkomitmen mengatasi kekeringan. Diharapkan tidak ada lagi droping air untuk tahun-tahun berikutnya.

Muslimatun mengimbau masyarakat membuat tandon air guna menampung air saat musim hujan. Air yang ditampung dimanfaatkan saat kemarau datang. “Gunakan air untuk hal-hal yang perlu saja,” pesan Muslimatun. (har/iwa/rg)