JAKARTA – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkah armada-armada kemanusiaan untuk meredam  dampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di  wilayah terdampak. Semua armada disiapkan di  Humanity Distribution Center (HDC) Gunung Sindur, Jawa Barat, untuk diberangkatkan.

Sejumlah  armada  kemanusiaan  tersebut  antara  lain  Humanity  Food Truck, Ambulance Pre-Hospital, Humanity Water Tank, dan 10  truk logistik yang memuat 100 ton   bantuan logiatik tahap pertama. Selain itu,   dalam waktu dekat ACT juga terus berikhtiar mengirimkan 1.000 ton  bantuan pangan melalui Kapal Kemanusiaan.

Seratus ton  bantuan logistik yang diberangkatkan melalui jalur darat hari ini di antaranya terdiri dari 20  ton  beras, gula, air  mineral, termasuk juga kebutuhan sanitasi dan obat-obatan. Selain itu,  100 relawan terlatih juga akan diberangkatkan menuju Riau untuk membantu pemadaman api, pendistribusian bantuan maupun layanan kesehatan.

Presiden ACT Ibnu Khajar menyatakan awal September, ACT telah merilis suatu kampenye dengan tema besar yaitu #IndonesiaDermawan. Tidak lama kemudian, sebuah permasalahan besar harus dihadapi masyarakat Indonesia, salah satunya bencana asap pekat di  dua pulau terbesar  Indonesia  yaitu  Sumatera  dan  Kalimantan.  Kejadian  ini   menjadi  momentum atas semangat dermawan yang digalakkan.

”Pengiriman  bantuan  pangan  dan  logistik  dalam  jumlah  masif  tidak  terlepas  dari  dampak bencana kabut asap terhadap perekonomian warga dan aksi kami dalam #IndonesiaDermawan yang telah kami galakkan. Kondisi terkini, jarak pandang tidak lebih dari 20  meter, kami pun langsung mengirimkan bantuan kesehatan untuk para masyarakat terdampak. Relawan kami di lokasi melaporkan pula bahwa saat ini  yang masih bertahan di  dalam rumah ialah para warga rentan seperti lansia, para warga miskin yang tidak mempunyai biaya untuk menghindari asap, serta bayi,” jelas Ibnu.

Dengan    kondisi    yang    ada,    ACT    meluncurkan    pula    gerakan    #SayaPeduli    dan #BantuMerekaBernapas yang merupakan gerakan turunan dari #IndonesiaDermawan. Gerakan ini  merupakan bentuk konkret kepedulian ACT atas masyarakat yang menjadi korban bencana asap.

”Selain  posko yang siap  siaga,  kami  akan kirimkan  pula  air purifier di  rumah-rumah yang berlokasi dekat dengan asap. Kami akan menjemput masyarakat dan memberikan tempat yang layak untuk mereka, anak-anak difasilitasi untuk tetap sekolah, posko-posko ACT akan menjadi tempat untuk berkumpul masyarakat,” ungkap Ibnu.

Sejalan dengan Ibnu, Lukman Azis Kurniawan selaku Direktur Komunikasi ACT menambahkan, asap   bukan   hanya   menganggu   kesehatan   warga,   tetapi  juga  melemahkan  ekonomi masyarakat  di   sana.

”Kabut  asap mengganggu aktivitas masyarakat dalam mencari nafkah. Alhasil,  cukup  banyak  warga  yang  penghasilannya  menurun  dan  berimbas  pada  sulitnya memenuhi kebutuhan pokok. Ini  yang mau kita  bantu, melalui pemenuhan kebutuhan pangan,” terangnya.

Lukman menyampaikan, ratusan ton bantuan logistik yang dikirim hari ini  akan didistribusikan secara bertahap ke  jumlah wilayah terdampak.

”Seratus ton  pertama akan didistribusikan ke enam desa di  empat kabupaten/kota di Riau yang terkena dampak langsung. Misalnya saja ada Kabupaten Pelalawan (lokasi dekat titik  api), Kota Pekanbaru (menyasar permukiman miskin terdampak asap), Kabupaten Kampar (dekat titik  api), dan Kabupaten Siak,” ungkap Lukman.

Hingga  kini,  ACT  telah  melakukan  sejumlah  penanganan  untuk  menanggulangi  karhutla maupun dampak kabut asap. Di  sejumlah wilayah, ACT mengirimkan regu penyelamat untuk membantu pemadaman api, melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat terdampak asap, membagikan  masker  dan oksigen,  serta  edukasi menjaga kesehatan di  wilayah terdampak asap. 5  posko penanganan kabut asap dan karhutla ACT terus bersiaga di  6 provinsi atau 12 kabupaten/kota.

”Kami   mengajak   kepada   semua   elemen   masyarakat,   untuk   turut   langsung   bergerak memberikan bantuan. Hal  ini  karena masih banyak bantuan yang diperlukan sebagai spirit dari #IndonesiaDermawan,” tutup Ibnu Khajar. (sce/ila)