RADAR JOGJA – Bursa bakal calon (balon) bupati Sleman semakin menarik. Nama-nama calon yang diisukan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020, mulai mencuat. Namun kabar mengejutkan datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Salah satu balon bupati yang maju melalui partai dengan lambang banteng moncong putih itu dikabarkan mengundurkan diri. PDI Perjuangan Sleman sebelumnya telah mengusulkan tujuh nama ke DPP. Dua nama untuk balon bupati dan lima nama untuk balon wakil bupati.

Dua balon bupati itu dikabarkan merupakan kader eksternal partai. Keduanya berasal dari kalangan birokrat.

Salah satunya dari lingkungan Pemkab Sleman, sedangkan calon yang lain dulunya merupakan pejabat di Pemprov DIJ. Kabar yang beredar, balon yang mengundurkan diri PDIP itu yaitu Gatot Saptadi, mantan Sekprov DIJ.

Ketua DPC PDIP Sleman Koeswanto saat dikonfirmasi membenarkan kabar pengunduran diri Gatot dari PDIP. Pengunduran diri itu bahkan sudah dilayangkan sejak sekitar dua minggu yang lalu.

“Benar (mundur). Dua minggu lalu yang bersangkutan menghubungi,” kata Koeswanto saat dihubungi Radar Jogja, Jumat (1/11).

Politisi senior PDIP ini tidak membeberkan alasan mundurnya Gatot dari bursa balon bupati. Mundurnya Gatot, bagi Koeswanto tidak jadi masalah. “Hanya waktu itu bilang, mohon maaf saya mundur,” kata dia mengulangi pernyataan Gatot.

Dengan kondisi saat ini menjadi angin segar untuk salah satu balon bupati yang juga maju lewat PDIP. Sebab, menjadi satu-satunya balon bupati yang diajukan ke DPP PDIP.

Kendati demikian, Koeswanto belum bisa memastikan apakah calon tersebut mendapat rekomendasi dari DPP atau tidak. “SK belum turun dari DPP, saya tidak mau mendahului,” terangnya.

Saat disiggung mengenai identitas balon bupati yang tersisa, Koeswanto masih enggan membeberkan. Selain itu, dia juga belum bisa memastikan pengumuman resmi mengenai balon bupati dan wakil bupati yang akan diusung PDIP. “Pengumuman tergantung DPP, tapi kemungkinan belum dalam waktu dekat,” bebernya. (har/laz)