RADAR JOGJA – Jalur semipedestrian Malioboro dikonsep ramah untuk difabel. Tapi temuan Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Jogja, guiding block yang diperuntukan bagi tuna netra banyak yang hilang.

Fopri mencatat ada 131 guiding block yang hilang di depan Pasar Sore hingga Beteng Vredebug.

“Ini bukan kali pertama dan bukan hanya terjadi di kawasan pedestrian Malioboro saja,” kata Koordinator Forpi Kota Jogja Baharudin Kamba usai pemantauan, Senin (4/11). Dia menyebut hilangnya guiding block juga terjadi di area pedestrian Kotabaru.

Seorang pengemudi becak motor yang sering mangkal di depan Pasar Sore, Mursidi mengaku bahwa dirinya pernah melihat ada pejalan kaki hingga terjatuh karena tersandung guiding block yang terlepas dari bautnya.

“Banyak juga yang kesandung karena nggak ada petugas yang mengambil atau memperbaiki,” ungkap pria 52 tahun itu.

Forpi sendiri sudah berulang kali melakukan pemantauan di beberapa lokasi dan memberikan rekomendasi ke Pemkot Jogja atas hilangnya guiding block ini.

Ketika dikonfirmasi Kepala UPT Malioboro, Ekwanto, mengakui ada guiding block yang sering copot. Hal ini disebabkan karena seringnya guiding block itu dilewati oleh gerobak PKL.

“Iya betul khusunya gerobak roda tida yang roda belakangnya berupa laker, bukan yang ban karet,” bebernya.

Mantan Lurah Prawirodirjan itu menyebut, guiding block di sepanjang Malioboro telah terpasang sejak 2016. Dan sejak itu belum ada penambahan guiding block baru meski beberapa guiding block telah hilang.

“Kami sulit cari baru karena itu handmade. Harus koordinasi dengan PU ESDM DIJ” ujarnya.

Sebagai antisipasi, dia telah melarang sama sekali penggunaan gerobak roda tiga yang roda belakangnya laker karena selain merusak guiding block juga merusak lantai pedestrian. Gerobak seperti itu kata dia, telah disita di UPT dan semua PKL telah memakai gerobak dengan roda ban karet. (cr15/pra)