RADAR JOGJA – Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di wilayah Gunungkidul masih kekurangan dokter. Bahkan untuk dokter umum, dari 86 dokter yang dibutuhkan baru terisi 15 dokter.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka tidak menampik wilayahnya masih mengalami kekurangan dokter. Meski bukan daerah terpencil tetapi melihat distribusi layanan kesehatan, merupakan daerah terpinggirkan.
“Jangankan dokter spesialis, kami memenuhi dokter umum untuk puskesmas saja kesulitan,” kata Priyanta, Selasa (5/11).
Berdasarkan data Dinkes Gunungkidul saat ini ada 71 dokter umum bertugas di Puskesmas. Jika bicara ideal masih kekurangan sebanyak 15 dokter umum. Bahkan saat ada pembukaan CPNS dokter umum, tak banyak yang mendaftar tahun lalu.
“Enam puskesmas tidak ada pendaftar sama sekali,” ungkapnya.
Kondisi itu juga menjadi perhatian Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Supriyadi. Salah satu penyebabnya, kapitasi yang diterima masih relatif rendah. Selain itu pembayarannya ribet.
Dokter yang belum tahu persis wilayah Gunungkidul muncul rasa kekhawatiran tersendiri.
“Contoh kasus ada dokter umum diterima CPNS mengundurkan diri,” ungkapnya.
“Pertama soal kapitasi yaitu jasa dokter di Gunungkidul memang tergolong kecil. Kemudian kapitasi tidak dibayarkan langsung dan harus menunggu sampai beberapa hari,” tambahnya.
Tidak hanya masalah kapitasi, isu kewilayahan juga membuat para dokter enggan bertugas di wilayah Jogjakarta ujung timur tersebut. Dia menduga, dalam pandangan orang luar Gunungkidul merupakan daerah terpencil.
Kondisi itu menjadi pekerjaan rumah bagi wakil rakyat untuk mencari solusi bersama dalam mengurai permasalahan tersebut. (gun/pra)
Kondisi Kebutuhan Dokter di Gunungkidul:
86 Kebutuhan dokter umum
71 dokter yang bertugas saat ini
15 dokter yang dibutuhkan
6 puskesmas tidak ada pendaftar dokter
Penyebabnya:
Kapitasi rendah, pembayaran ribet
Dokter belum tahu kondisi Gunungkidul