RADAR JOGJA – Padukuhan Kwagon, Godean, Sleman, Jogjakarta akan menjadi lokasi pelaksanaan Ngayogjazz 2019. Dukuh setempat telah menyiapkan kamar bagi Djaduk Ferianto, sebagai tempat istirahat di sela berkegiatan.

Namun Djaduk tidak akan menempati kamar tersebut. Seniman salah satu penggagas even yang digelar sejak 2007 itu dipanggil Yang Maha Kuasa, Rabu (13/11) dini hari tadi.

Kepala Dusun Kwagon, Sukiman menjelaskan, pada persiapan agenda Ngayogjazz pada tahun-tahun sebelumnya di Kwagon, Djaduk sempat menginap di rumah Sukiman.

“Mungkin saat Ngayogjazz 2019 bisa jadi nginep juga. Saya sudah siapkan kamar untuknya dengan teman-teman yang mendampingi,” tutur Sukiman saat usai melayat.

Sukiman tidak bisa menggambarkan kedekatannya dengan sang maestro. Hanya saja, menurut Sukiman, almarhum yang merupakan seorang seniman kawakan tidak pernah membedakan orang. Termasuk dirinya yang orang desa.

“Sudah seperti saudara. Juga dengan warga, akrab,” ungkapnya.

Sukiman mengaku kaget ketika pertama kali mendengar kabar Djaduk meninggal. Apalagi penyebabnya adalah serangan jantung.

Sebab dia menuturkan, Djaduk selalu mengingatkannya untuk tidak memaksakan diri dalam bekerja. Termasuk dalam mempersiapkan Ngayogjazz.

“Apalagi sudah mendekati acara seperti saat ini, ia selalu mengingatkan saya termasuk lewat kru yang lain. Jangan sampai saya itu kesel atau capek,” ujarnya.

Satu hal yang begitu diingat oleh Sukiman, ketika menyuguhkan kudapan bagi adik Butet Kertaredjasa itu. Menurnya, Djaduk tidak pernah pilih-pilih soal makanan.

Djaduk lebih menyukai makanan ndeso dan seadanya. Sukiman juga mengaku tidak pernah menyuguhi Djaduk dengan makanan sejenis roti.

Sukiman mengingat, terakhir kali mengobrol dengan Djaduk adalah Senin (11/11) lalu. Ngobrol ngalor-ngidul, Djaduk tidak pernah mengeluhkan apapun kepada Sukiman, termasuk soal riwayat memiliki penyakit. (eno/riz)