RADAR JOGJA – Polda DIY mengetatkan penjagaan pasca serangan bom bunuh diri di Polresta Medan Rabu (13/11). Berupa pengawasan ketat di setiap pintu masuk kantor polisi. Mulai dari Polda hingga Polsek.
Setiap tamu yang masuk wajib menjalani pemeriksaan. Baik untuk kendaraan maupun barang bawaan. Catatan juga diberikan kepada jasa pengiriman maupun ojek online. Berkaca pada peristiwa Medan, pelaku mengenakan jaket ojek online. Beralasan mengantar barang, pelaku bisa masuk ke dalam kantor polisi. Hingga akhirnya meledakan diri saat mendekati personel kepolisian.
Wakapolda DIY Brigjen Polisi Karyoto menyebut, sebenarnya pemeriksaan tamu sudah masuk dalam standar operasi prosedur (SOP). Tapi ada pengetatan sebagai wujud antisipasi. “Nah kalau untuk ojek online atau pengiriman barang memang wajib diperiksa, bukan maksud diskriminasi lho,” jelas Brigjen Polisi Karyoto ditemui di Mako Satbrimob Polda DIY Baciro, Kamis (14/11).
Karyoto tidak melarang sepenuhnya operasional ojek online dan jasa pengiriman di wilayah Polda DIY. Hanya saja batas pengiriman hanya sampai pos penjagaan. Selanjutnya petugas jaga akan menghubungi penerima paket. Tujuannya sebagai konfirmasi pemesanan paket.
Apabila benar, maka penerima paket akan mendatangi pos penjagaan. Proses pengambilan paket berlangsung di pos penjagaan. Hal ini juga berlaku untuk pemesanan makanan. Terlebih transaksi kuliner melalui ojek online memang marak. “Antisipasi barang berbahaya yang dibawa saja. Kirim makanan itu juga perlu diperiksa, kalau bahaya nanti gimana. Kalau sudah terkonfirmasi maka penerima paket dipanggil. Penerima pesanan yang datang ke pos, bukan ojek online yang masuk ke dalam,” ujarnya.
Tak hanya pengetatan kantor polisi, Karyoto juga meminta personel lebih waspada. Ancaman menurutnya bisa datang sewaktu-waktu. Itulah mengapa dia mendorong tetap ada buddy system. Setiap personel wajib patroli berpasangan.
Jenderal polisi bintang satu ini juga meminta jajarannya bertindak tegas. Tindakan represif diijinkan selama mengancam keamanan publik dan personal. Tentunya tindakan diberikan secara terukur sesuai ancaman yang terjadi.
“Saat jaga atau patroli tetap standby senjata lengkap. Kalau jaga pos yang tidak ditaruh di lemari. Siap siaga jika ada ancaman serupa seperti di Medan. Jika bom bisa menghindar atau tindak tegas tembak jika dirasa perlu,” tegasnya.
Sedang Polresta Jogja turut mengoptimalkan prosedur pengamanan mako. Kabagops Polresta Jogja Kompol Na’afi Arman menegaskan SOP pengamanan tetap sama. Termasuk jumlah kekuatan yang disiagakan selama pengamanan Mapolresta.
Penjagaan juga berlaku untuk sejumlah fasilitas milik Polresta. Termasuk objek-objek vital yang ada di wilayah Kota Jogja. Patroli tetap mengutamakan buddy system. Sehingga bisa mengantisipasi adanya ancaman saat bertugas.
Termasuk menghindari penjagaan sendiri. Jika di pos penjagaan hanya ada satu petugas, maka petugas akan bergabung di pos lain. “Fungsi pengawasan tetap berjalan sesuai SOP. Jika SOP sudah dijalankan, pasti pengamanan juga berjalan baik,” jelasnya. (dwi/pra)