RADAR JOGJA – Warga Dusun Tangkil, Muntuk, Dlingo, Bantul, menggelar  pentas seni budaya. Acara ini dipusatkan di halaman Masjid Baitul Muttaqin Tangkil pada Sabtu (16/11). Gelar pentas seni budaya itu mendapatkan dukungan Dinas Pariwisata DIY. Berbagai seni tradisional warga setempat ditampilkan.

Pentas seni dan budaya itu diadakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kegiatannya sengaja acara digelar di halaman masjid.

“Kami ingin mencontoh Kanjeng Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Syiar agama menggunakan sarana budaya. Lewat buday mampu menarik massa berkumpul. Puncaknya kita gelar pengajian,” terang Ketua Panitia  Sudarman.

Lebih jauh dikatakan, balutan budaya  bisa lebih diterima oleh masyarakat. Ke depan kegiatan semacam ini diagendakan berlangsung rutin. “Kami jadikan sebagai event tahunan,” jelasnya.

Selain peringatan maulid nabi, Sudarman menyebut pentas seni ini diharapkan memberikan efek bagi pengembangan pariwisata di Dusun Tangkil. Di dusun ini, mayoritas penduduknya bekerja sebagai perajin bambu. Berbagai kerajinan bambu mampu dihasilkan warga setempat.

Tak sampai 100 meter dari lokasi acara juga ada sumber mata air. Oleh warga  dikenal sebagai Sendang Sinongko. Konon sendang itu sebagai tempat tinggal Ki Hanggawangsa dan Nyi Hanggawangsa.

Tempat ini biasa menjadi lokasi ritual. Di hari-hari tertentu sendang ini banyak dikunjungi warga. “Dengan gelaran budaya ini kami ingin mengenalkan objek wisata budaya Sendang Sinongko. Juga mengangkat home industri kerajinan bambu masyarakat Tangkil,” terangnya.

Pentas budaya ini diawali pementasan kentong rampak. Tak kurang  40  ibu-ibu terlibat. Mereka kompak memainkan musik dari kentongan. Melakukan berbagai formasi layaknya pemain drum band.

Pentas kentong rampak diawali dengan lagu “He ho” Dilanjutkan dengan tembang Gugur Gunung dan diakhiri lagu Bantul Bangkit.  Kentong Rampak bisa dimainkan lebih dari 60 peserta. Ada seorang yang memimpin mirip seperti mayoret di grup drum band.

“Kami pernah pentas di depan Presiden Jokowi waktu berkunjung ke Hutan Pinus. Para pesertanya perwakilan sembilan RT di Dusun Tangkil,” terang Wantiyem salah satu pemain kentong Rampak.

Usai kentong rampak dilanjutkan Soalawat Danarasa. Pemainnya ibu-ibu dan bapak-bapak.  Berikitnya gending salawat Tri Anak Nusantara.

Pucak acara ada pentas hadrah dan pengajian akbar. Pengasuh Ponpes Nurul Umahat Kotagede KH Abdul Muhaimin bertindak sebagai penceramah. (kus)