RADAR JOGJA – Meski kemiskinan selalu menjerat hidupnya, namun tak menyurutkan semangat Tumardi warga Kecamatan Tulakan, untuk terus berjuang hidup.

Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, pria 52 tahun ini berusaha membuat sangkar burung dari bambu, yang diharapkan bisa menghasilkan lembaran-lembaran rupiah.

“Karena kecelakaan pak di depan rumah. Sudah 25 tahun lalu. Jadi nggak bisa jalan,” tuturnya seperti dilansir dari pojokpitu.com.

Kondisi tubuh yang kian lemah tak menyurutkan semangat hidupnya. Tumardi warga Dusun Pojok, Desa Wonoanti Kecamatan Tulakan Pacitan. Bisa menikmati hari baru, adalah anugerah yang tak pernah ternilai bagi dirinya.

Meski setiap hari kemiskinan tak pernah lepas menjerat hidupnya, serta kondisi kelumpuhan pada kaki akibat kecelakaan saat usia 17 tahun lalu selalu menjadi penghambat aktivitasnya.

Tidak memiliki bekal pendidikan yang cukup, membuat lelaki 52 tahun ini harus memutar otak agar bisa menghasilkan lembaran rupiah  guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

Maka membuat sangkar burung dari bambu inilah, menjadi jalan keluar yang paling terjangkau di kantongnya saat ini. Bambu yang sudah kering kemudian ia bentuk sedemikian rupa dengan menggunakan mesin yang sudah usang.

Kerangka sangkar burung yang sudah jadi kemudian ia beri warna menggunakan cat. Agar lebih diminati oleh pembeli. Meski harus memerlukan waktu yang cukup panjang dalam proses pengerjaannya, namun menurutnya untuk penjualan terbilang tidak banyak.

Hal ini karena banyak ditemukan sangkar burung yang sudah terjual di pasaran yang lebih murah dari pada miliknya. Tapi di situ Tumardi kadang harus bersaing untuk masalah kualitas sangkar burung yang dibuatnya.

Karena jika tidak, sangkar burung yang ia buat bakal tidak laku. Dan jika tak ada sangkar yang laku dijual, mencari hutangan ke tetangganya menjadi satu-satunya jalan yang ia tempuh.

Hidup dengan kondisi yang memprihatinkan menurutnya adalah takdir yang digariskan oleh sang maha kuasa. Namun dirinya yakin, Tuhan tidak akan menghalangi usaha untuk merubah takdir  itu menjadi lebih baik.

Satu yang menjadi keinginannya saat ini ialah, rumah yang sudah termakan usia tersebut  bisa dijadikan lebih baru, agar setidaknya bisa di gunakan berteduh dari air hujan dan teriknya matahari.