RADAR JOGJA – Ditjen PAUD dan Dikmas menyelenggarakan pendidikan berbasis digital secara gratis melalui Massive Open Online Course (MOOC). Itu dilakukan dalam membangun generasi produktif lebih mandiri secara ekonomi, sosial maupun budaya, khususnya yang putus sekolah dan dari keluarga tidak mampu.
”Program ini sebagai langkah untuk mengantisipasi era industri 4.0. Peserta didik dimana pun bisa mengikuti secara gratis dan dapat dilakukan secara interaktif,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Anak, Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud RI Harris Iskandar dalam pembukaan Seminar Nasional Pendidikan Masyarakat dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan PAUD dan Dikmas Tahun 2019 belum lama ini di Jogjakarta.
MOOC sendiri merupakan sistem pembelajaran kursus online dengan metode belajar-jarak-jauh dengan skala-besar, gratis dan bisa diakses siapa saja dan dimana saja. Program ini menyediakan kursus-kursus level universitas untuk siapa saja yang kurang mampu atau cukup berkenan untuk mendapatkan gelar sarjana mereka di institusi level unggul atau berkuliah di luar negeri.
Provinsi Jawa Barat disebutnya merupakan provinsi terbanyak penyelenggara kursus yakni sekitar 2.450 disusul Jawa Timur 2.209 Jawa tengah 1.501 sedangkan Jakarta hanya 872 LKP.
Sedangkan untuk anak putus sekolah dan anak dari keluarga tidak mampu, Ditjen PAUD dan Dikmas melalui Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan juga menyelenggarakan pendidikan berbasis online melalui seTARA daring. Sebuah inovasi layanan pembelajaran pendidikan kesetaraan yang dapat dijadikan pilihan model pembelajaran melalui ruang kelas digital yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Tercatat ada sekitar 592 lembaga dengan 4.549 tutor dan 6.914 peserta didik yang mengikuti pembelajaran berbasis digital.
”Mereka belajar sambil bekerja bisa mengakses belajar melalui Android,” jelasnya.
Menurutnya, memasuki peradaban kehidupan di era revolusi industri 4.0 memberi perubahan yang cukup signifikan terhadap kehidupan, khususnya di bidang pekerjaan. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan digitalisasi di segala bidang dan berdampak usangnya beberapa bidang pekerjaan tetapi terbuka bidang pekerjaan baru yang menuntut kecakapan baru pula.
”Banyak pekerjaan yang berubah tapi di sisi lain lahir banyak kesempatan. Maka dari itulah kreativitas dan inovasi di masyarakat harus bisa kita dorong bersama,” ujarnya. (ita/ila)