Liontin Evangelina Setiawan adalah salah satu atlet berbakat yang dimiliki Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Dia merupakan atlet balap sepeda yang sudah memiliki sederet prestasi mentereng di berbagai event yang diikuti.
ANA R DEWI, Jogja, Radar Jogja
SEGUDANG prestasi telah ditorehkan Liontin Evangelina. Baik di kancah nasional maupun internasional. Di antaranya, Juara I Women Junior IP nomor 2000 dan juara II nomor 500 M Asian Cycling Championship Cup 2017. Lalu Juara III Women Junior ITT Asian Cycling Championship 2017, Juara II Women Youth 2nd MTB Cup Asean 2015. Dan masih banyak lagi.
Angel, sapaan akrabnya, menggeluti dunia balap sepeda sejak 2014 lalu. Tepatnya saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Maklum, kedua orang tuanya adalah mantan atlet balap sepeda nasional.
Lebih lanjut Angel mengatakan, kejuaraan yang paling berkesan yang pernah dia ikuti adalah ketika kali pertama berhasil mengalahkan atlet elite atau senior di kejuaraan nasional (kerjurnas) 2014. Padahal saat itu usianya masih 14 tahun. “Saya ngalahin elite kayak berkesan banget. Semenjak itu saya jadi fokus dan ketagihan,” ungkap Angel bangga.
Ia mengatakan, momen lain yang tidak akan pernah dia lupakan ketika mengikuti kejuaraan world championship di Bergen, Norwegia, 2017 lalu. “Bertemu dengan banyak atlet pro di sana dan itu sangat membekas untuk saya,” ujar gadis kelahiran 13 Juli 1999 itu.
Nomor andalannya yakni individual time trial (ITT). Saat ini dia tengah mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Jurusan Psikologi.
Namun, saat ini Angel mengaku tengah gundah lantaran ajang balap sepeda terancam ditiadakan di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020. Ada 10 cabor yang rencananya akan dihapus seperti, balap sepeda, tenis meja, bridge, gateball, ski air, boling, dansa, petanque, woodball, dan soft tennis. Hal ini ditengarai karena infrastruktur di Papua tidak siap.
Kendati demikian, Angel tetap berlatih dan bersiap sembari menunggu kepastian. Sebab, kabarnya akan diusahakan agar ke- 10 cabor yang dicoret tetap diselenggarakan di luar Papua. “Mungkin diadakan di Pulau Jawa karena balap sepeda itu kan nomor olimpik. Takutnya kalau saya tidak fokus nanti tiba-tiba PON jadi digelar kan malah rugi sendiri,” tambah gadis berusia 20 tahun itu.
Meski sudah meraih banyak prestasi, Angel masih memiliki keinginan yang belum terwujud. Yakni, mempersembahkan emas untuk tanah kelahirannya. Dia ingin membayar utang kepada ketua KONI DIJ sebelumnya GBPH Prabukusumo. “PON Jawa Barat 2017 saya gagal dan hanya dapat perunggu,” ujar Angel.
Dikatakan Angel, emas PON merupakan gelar yang paling dia inginkan dan persembahkan kepada GBPH Prabukusumo yang telah banyak berjasa untuk karirnya. “Karena beliaulah saya ada sekarang. Beliau men-support saya dari nol,” kata atlet kelahiran Jogjakarta ini.
Selain itu, harapan dan target Angel lainnya adalah ingin menjadi juara SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan internasional lainnya. (laz/tif)