RADAR JOGJA – Stroke adalah ‘pembunuh diam-diam’ atau Silent Killer. Penderitanya sering tak merasakan gejala awal, tapi stroke berisiko kematian atau kecacatan. Penelitian baru menemukan bahwa tidur berlebihan meningkatkan risiko penyakit stroke. Hati-hati lho…
Dilansir dari Medical News Today, Rabu (18/12), secara umum, 15 juta orang mengalami stroke setiap tahun. Hampir 6 juta orang meninggal sebagai dan 5 juta melanjutkan hidup dengan disabilitas.
Di Amerika Serikat, lebih dari 795 ribu orang mengalami stroke setiap tahun. Faktor risikonya, mulai dari elemen gaya hidup, termasuk merokok, hingga diabetes.
Baru-baru ini, para peneliti telah mengeksplorasi durasi tidur sebagai faktor risiko penyakit. Dikatakan, terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko serangan penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.
Menurut temuan ini, tidur lebih dari 7 jam per malam dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih tinggi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menemukan hubungan antara tidur siang, tidur berlebihan, dan risiko stroke.
Peneliri Dr. Xiaomin Zhang, dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, di Wuhan, Cina, menjelaskan 85 persen risiko stroke lebih tinggi pada orang yang tidur lama atau berlebihan. Dr. Zhang dan tim mengumpulkan informasi dari 31.750 orang di Tiongkok.
Para peserta menjawab pertanyaan tentang pola tidur dan kebiasaan tidur siang mereka, dan para peneliti secara klinis mengikuti kelompok selama rata-rata 6 tahun.
Tim menemukan bahwa 8 persen dari peserta memiliki kebiasaan tidur siang yang berlangsung lebih dari 90 menit, dan 24 persen melaporkan tidur setidaknya selama 9 jam setiap malam.
Hasilnya, mereka yang tidur selama 9 jam atau lebih per malam adalah 23 persen yang berisiko mengalami stroke daripada mereka yang secara teratur tidur hanya 7-8 jam setiap malam. (jpc/riz)