RADAR JOGJA  – Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tribudi Sulitiyono memastikan Edi Susanto, 29, sebagai tersangka kasus temuan kerangka manusia di Karangjato Bangungjiwo Kasihan Bantul. Hal ini berdasarkan keterangan Waluyo, 62. Identitas kerangka adalah menantunya Ayu Selisa.

Ayah dari Edi ini mengakui bahwa anaknya aktor utama terkuburnya kerangka manusia di septic tank miliknya. Berawal dari pengakuan Edi, beberapa hari sebelum gantung diri. Semakin dikuatkan pula dengan adanya surat wasiat dari Edi.

“Jadi sebelum gantung diri, Edi sempat bercerita perihal adanya kerangka manusia di septic tank rumah. Dia menyebutkan bahwa kerangka itu adalah istrinya yang bernama Ayu Selisa,” jelas Wachyu saat ditemui di Mapolda DIJ, Jumat (27/12).

Peristiwa gantung diri terjadi 11 November, tepatnya pukul 07.00. Berdasarkan keterangan Waluyo, ini bukan kali pertama anaknya berupaya bunuh diri. Tercatat sudah empat kali Edi berusaha mengakhiri hidupnya.

Walau begitu penyidikan tetap berlanjut. Tak hanya Waluyo, Satreskrim Polres Bantul telah meminta keterangan saksi lainnya. Wachyu menuturkan sudah ada tujuh saksi yang dipanggil. Dari seluruh keterangan mengarah kuat kerangka adalah korban pembunuhan.

“Dugaan kuat kerangka itu adalah Ayu Selisa. Dibunuh oleh suaminya, Edi. Tapi tak menutup kemungkinan ada tersangka lain. Masih kami dalami, apalagi ini penutupnya (septic tank) itu cor,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan terhadap kerangka tak ditemukan adanya tanda kekerasan. Namun ini tak menjadikan penyidikan terhenti. Upaya menggali fakta berlanjut dengan keterangan saksi. Tak menutup kemungkinan jajarannya memeriksa saksi lainnya.  

“Sementara mencari saksi. Kalau ada yang melihat turut serta ya kita lihat perannya dia seperti apa,” katanya.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya menjabarkan beberapa hasil penyidikan. Paling utama adalah keterangan dari Waluyo, bahwa Edi mengaku istrinya tidak minggat tapi meninggal. Jasadnya telah dikuburkan di septic tank rumah.

Jajarannya masih mendalami kemungkinan keterlibatan tersangka lainnya. Hipotesa berawal dari septic tank. Menurutnya pengerjaan septic tank tak bisa dikerjakan seorang diri. Termasuk memindahkan mayat ke dalam septic tank.

Pelacakan diawali dengan mendata rekan Edi di medio 2008 hingga 2009. Dugaan kuat, beberapa rekannya sempat mengetahui adanya aksi tersebut. Dugaan juga mengarah pada keterlibatan langsung terkuburnya kerangka manusia.

“Masih pendalaman kita, di tahun 2009 siapa temannya, pergaulannya siapa ataupun setelah itu dia intens bergaul dengan siapa kita cari tahu dari saksi-saksi,” ujar dia. (dwi/tif)