RADAR JOGJA – Aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang guru bernama Supardjianto (SUP). Berdalih memberikan materi pelajaran IPA tentang alat reproduksi dan motivasi, pria berusia 48 tahun ini tega menodai siswi-siswinya. Tak tanggung-tanggung, jika ditotal ada sekitar 12 siswa yang mengalami tindakan serupa.
Dari total korban, hanya enam yang berani melapor. Seluruhnya mendapatkan perlakukan yang sama. Pelaku meraba-raba alat vital korban. Tak terhenti sampai disini, pelaku juga sempat mengancam para korbannya.
”Jadi jika korban berani menceritakan akan diberikan nilai C dan dipastikan tidak lulus,” jelas Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sleman Iptu Bowo Susilo, ditemui di Mapolres Sleman, Selasa (7/1).
Aksi pria yang berstatus pegawai negeri sipil ini telah berjalan lama. Bowo menjelaskan, indikasi perbuatan adalah penuturan salah satu korban. Pengakuan korban telah mendapatkan pelecehan sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD).
”Sekarang korban sudah kelas 6 SD, artinya kan sudah setahun. Puncaknya saat ada kegiatan kemah di kawasan Mororejo Tempel, 13 Agustus 2019,” ujarnya.
Dalam kegiatan sekolah itu, sang guru cabul kembali membuat ulah. Kali ini berdalih memberikan motivasi kepada siswi-siswinya. Sayangnya caranya sangatlah tidak terpuji. Menjelang waktu tidur malam, bapak tiga anak ini masuk ke dalam tenda siswi.
Bowo menuturkan, di dalam tenda terdapat empat siswi. Merasa situasi aman, pelaku melancarkan aksinya. Berawal dengan memeluk keempat tubuh korbannya. Selanjutnya meraba-raba organ tubuh vital keempat siswinya.
“Setelah perlakuan itu, para siswa tidak berdiam diri. Mereka melaporkan ke orangtua masing-masing dan salah satu guru sambil menangis. Hingga akhirnya berlanjut dengan laporan polisi per tanggal 22 Agustus 2019,” katanya. (dwi/ila)