RADAR JOGJA – Belasan warga Desa Gombang, Ponjong, suspect penyakit antraks. Satu di antaranya meninggal dunia. Dari warga yang terduga antraks itu, beberapa orang masih dirawat di RSUD Wonosari.
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr Triyani Heni Astuti mengatakan, kasus dugaan antraks muncul pertengahan 2019. Berdasarkan data, ada 12 orang yang berasal dari daerah suspect antraks.
“Masih suspect, jadi belum dapat dipastikan apakah mereka positif antraks atau tidak. Sebab, masih menunggu sampel darah di laboratorium di Bogor, Jawa Barat,” kata Triyani Heni Astuti, Jumat (10/1).
Dia menjelaskan kronologi wilayah terpapar antraks tidak lepas dari informasi sapi tidak sehat yang disembelih dan dikonsumsi dagingnya. Ini diperkuat dengan data domisili pasien berasal dari wilayah diduga antraks. “Pasien yang ada kami rawat sampai membaik,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Gombang, Kecamatan Ponjong, Supriyanto, mengakui di wilayahnya ada warga yang meninggal dunia belum lama ini. Dia membenarkan juga ada ternak mati mendadak. Dan sampai sekarang belum diketahui penyebabnya.
“Waktu itu ada seekor sapi yang disembelih warga saat hampir mati, dagingnya lalu dibagikan kepada warga dan dua sapi lainnya dikubur,” kata Supriyanto.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, bersama Puskesmas Ponjong telah melakukan pemantauan kesehatan warga rutin selama 2×60 hari di lokasi suspect antraks. Di Ponjong pihaknya telah memberikan antibiotik kepada masyarakat lain (di luar pasien) yang kemungkinan melakukan kontak dengan hewan sapi tidak sehat.
Menurut dia, antibiotik antraks tersedia di puskesmas, sehingga masyarakat diminta untuk tidak panik. “Semua masyarakat di lokasi itu dalam pantauan kami dalam 120 hari ke depan, sebagai salah satu antisipasi. Pasien meninggal itu belum bisa dipastikan antraks,” kata Dewi. (gun/laz)